17 Teori Komunikasi Massa Menurut Para Ahli. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Wajib Tahu!
Teori adalah fondasi penting dalam penelitian yang bertujuan memahami dan menganalisis peristiwa sosial atau alam dengan lebih mudah. Teori merupakan kumpulan konsep yang dibentuk untuk mendefinisikan, menjelaskan, dan merinci fenomena yang terjadi dalam masyarakat secara sistematis.
Sebagai mahasiswa, memahami berbagai teori sangatlah penting, termasuk teori komunikasi massa. Komunikasi massa merujuk pada bentuk komunikasi yang menggunakan media massa seperti cetak, elektronik, atau online. Teori ini menjelaskan konsep atau penjelasan logis mengenai fenomena komunikasi massa.
Menurut McQuail (1987), teori komunikasi massa diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek. Berikut ini adalah beberapa jenis teori komunikasi massa:
Teori Sosial Ilmiah berlandaskan pada penelitian empiris. Hipotesis dan metode efek komunikasi massa diuji secara sistematis dengan observasi objektif.
Teori Kultural sering diterapkan pada media visual seperti film, poster, dan foto. Teori ini beragam dengan komponen inti yang sangat imajinatif dan ideal.
Teori Normatif menjelaskan bagaimana media seharusnya beroperasi sesuai dengan nilai sosial tertentu. Ini mencakup ide tentang pengelolaan media untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan empat teori pers.
Teori Operasional, mirip dengan teori normatif, lebih fokus pada aspek praktis. Ini tidak hanya membahas cara seharusnya media bekerja tetapi juga bagaimana media beroperasi untuk memenuhi kebutuhan spesifik. Ini mencakup teori periklanan dan perilaku konsumen.
Teori Common Sense merujuk pada pemikiran individu tentang komunikasi massa. Teori ini menjelaskan pandangan tiap orang mengenai kriteria media yang dianggap berkualitas.
Berikut adalah beberapa teori komunikasi massa yang dirangkum dari para ahli:
Teori Agenda Setting: Teori ini fokus pada efek media massa pada khalayak. Tokoh utama adalah Maxwell McComb dan Donald L. Shaw. Mereka menemukan bahwa media tidak hanya mencerminkan realitas tetapi juga membentuk dan mengonstruksi realitas tersebut. Media menyajikan berbagai isu dan memberikan penekanan pada beberapa isu, sehingga publik menilai mana isu yang lebih penting.
Teori Kultivasi: George Gerbner memperkenalkan teori ini yang meneliti peran televisi dalam membentuk persepsi masyarakat tentang realitas sosial. Menurutnya, pemirsa yang menonton televisi dalam jumlah banyak cenderung memandang dunia sebagaimana disajikan oleh televisi, yang dapat menimbulkan persepsi bahwa dunia lebih berbahaya dari kenyataannya.
Teori Penerimaan Aktif: Stuart Hall mengembangkan teori ini yang menyatakan bahwa pesan media dapat diinterpretasikan oleh penerima dengan tiga cara: preferred reading (pemahaman penuh), negotiated reading (pemahaman yang disesuaikan dengan nilai pribadi), dan oppositional reading (ketidaksetujuan dengan pesan).
Teori Uses and Gratifications: Teori ini menekankan peran aktif pengguna media dalam memilih dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengguna media secara aktif mencari sumber media yang paling memenuhi kebutuhan mereka.
Teori Pengharapan Nilai: Teori ini menekankan bahwa kepuasan individu terhadap media bergantung pada nilai yang diberikan dan harapan mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, jika seseorang yakin bahwa membaca berita online memberikan informasi yang akurat, mereka akan mencari kepuasan dengan membaca berita online.
Teori Cultural Imperialism: Herb Schiller mengemukakan teori ini yang berfokus pada dampak media Barat terhadap global. Media non-Barat cenderung meniru budaya Barat yang ditampilkan oleh media, yang dapat merugikan identitas lokal dan memperkuat pengaruh budaya Barat secara global.
Teori Spiral of Silence: Elizabeth Noelle-Neumann memperkenalkan teori ini yang menjelaskan mengapa kelompok minoritas cenderung menyembunyikan pendapat mereka dari kelompok mayoritas. Media massa berperan dalam pembentukan, penyusunan, dan pengurangan opini publik.
Teori Jarum Suntik: Teori ini mengasumsikan bahwa media massa memiliki efek yang kuat, langsung, dan segera pada pikiran masyarakat, mirip dengan suntikan yang dapat menembus pemikiran individu dan mengubah perilaku mereka.
Teori Media Equation: Byron Reeves dan Clifford Nass mengemukakan bahwa orang cenderung memperlakukan media komunikasi dan komputer sebagaimana mereka memperlakukan manusia, menerapkan norma sosial dan aturan interaksi manusia ketika berinteraksi dengan media.
Teori Technological Determinism: Marshall McLuhan mengemukakan bahwa teknologi media menciptakan revolusi dalam masyarakat karena ketergantungan mereka terhadap teknologi. Teknologi memiliki peran besar dalam membentuk kehidupan manusia.
Teori Difusi Inovasi: Everett Rogers menyatakan bahwa inovasi dapat tersebar melalui saluran media massa yang kuat, membujuk massa untuk mengadopsi inovasi yang dikomunikasikan.
Teori Ketergantungan: Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur mengemukakan adanya hubungan yang erat antara khalayak, media, dan struktur sosial. Khalayak cenderung mengandalkan informasi dari media tertentu guna mencapai tujuan mereka.
Teori Individual Differences: Melvin DeFleur mengasumsikan bahwa individu menerima pesan media sesuai dengan kebutuhan pribadi, sikap, kepercayaan, dan nilai mereka. Khalayak bersikap selektif ketika menerima pesan media massa.
Teori Framing: Erving Goffman menyatakan bahwa media cenderung memusatkan perhatian pada peristiwa tertentu dan menempatkannya dalam konteks makna yang mempengaruhi bagaimana seseorang memproses informasi.
Teori Kesenjangan Pengetahuan: Philip Tichenor, George Donohue, dan Clarice Olien menyatakan bahwa bertambahnya jumlah informasi mengenai suatu topik akan memperbesar kesenjangan antara individu yang memiliki pengetahuan lebih banyak dengan yang memiliki pengetahuan terbatas.
Teori Efek Persuasi: Albert Bandura menyatakan bahwa keyakinan individu terhadap kemampuan media untuk mempengaruhi perilaku mereka didasarkan pada pengalaman pribadi, observasi terhadap orang lain, dan penerimaan umpan balik positif.
Teori Social Learning: Albert Bandura menyatakan bahwa perilaku dipelajari melalui proses observasi, dimana individu meniru perilaku yang diamati dari orang lain. Melalui percobaan boneka Bobo, diketahui bahwa anak-anak meniru perilaku yang diamati dari orang lain.
Begitulah berbagai teori komunikasi massa yang dikembangkan oleh para ahli untuk memahami lebih dalam bagaimana media mempengaruhi masyarakat. Pengetahuan ini sangat penting untuk diterapkan dalam penelitian maupun kehidupan sehari-hari.
Sumber: https://telkomuniversity.ac.id/17-teori-komunikasi-massa-menurut-para-ahli-mahasiswa-ilmu-komunikasi-wajib-tahu/
29 May 2024
29 May 2024
27 Nov 2024
29 May 2024
25 Oct 2024
22 Aug 2025
20 Aug 2025
20 Aug 2025