Tutorial Analisa Value Investing
Tutorial Analisa Value Investing

Tutorial Analisa Value Investing

Pada tulisan tutorial analisa value investing saya akan mencoba menggabungkan materi yang sebelumnya pernah saya tuliskan. Lalu saya berikan simulasi bagaimana cara praktek menggunakan semua ilmu tersebut kedalam investasi saham kita.

Kita akan membahas dari tahap paling awal sampai tahap untuk mengambil keputusan apakah kita akan membeli saham ini atau tidak.

Tahapan 1 – Melakukan Screening Saham

Tahapan paling awal dalam tutorial value investing ini adalah melakukan screening saham. IHSG memiliki lebih dari 600 perusahaan. Tentu membutuhkan waktu dan effort sangat panjang untuk melakukan pengecekan semua perusahaan.

Untuk itu kita perlu melakukan screening saham, sehingga akan menghemat banyak waktu kita sebagai investor. Screening saham sendiri bertujual untuk melakukan filter saham apa yang lolos kriteria awal kita yang akan masuk kedalam pengecekan kita selanjutnya.

Penting untuk diingat, screening hanyalah langkah seleksi saham awal dan bukan langkah akhir untuk kita mengambil keputusan. Jangan pernah langsung membeli saham karena lolos screening awal saja. Ini bisa menjadi keputusan buruk bagi investasi anda.

Untuk screening saham, bagaimana caranya saya sudah pernah membahas detail di tulisan saya tentang screening saham

Baca juga : Screening Saham Ala Value Investor

Tools favorit saya untuk melakukan screening saham adalah stockbit screener. Disini kita bisa melakukan screening saham berdasarkan parameter di laporan keuangan. Parameter yang disediakan paling lengkap. Kita juga bisa menggunakan predefined screener ala investor dunia. Tapi saya pribadi lebih suka membuat parameter screening saham sendiri. Karena tiap orang memiliki preferensi masing – masing.

Screening Saham - Tutorial Value Investing

Screening Saham – Tutorial Value Investing

Tahapan 2 – Menghitung Valuasi dan Bedah Laporan Keuangan

Setelah menemukan saham apa saja yang mau kita cek lebih lanjut. Maka langkah berikutnya dalam tutorial value investing adalah menghitung valuas dan melakukan bedah laporan keuangan. Hal ini penting sekali karena di tahapan ini kita bisa melihat apakah perusahaan memiliki kinerja yang bagus dan apakah sedang dijual dengan harga yang murah atau tidak.

Menghitung Valuasi Saham

“Price is what you pay, Value is what you get” – sebuah quote yang sangat terkenal bagi seorang value investor. Sebagai seorang value investor kita harus mengetahui nilai intrinsik / nilai wajar perusahaan tersebut. Dan selalu beli dibawah nilai intrinsik tersebut. Beli ketika dibawah nilai wajar dan jual ketika sudah diatas nilai wajar.

Saya pernah membuat tulisan yang membahas detail tentang menghitung valuasi perusahaan.

Baca juga : Menghitung Nilai Wajar ala Benjamin Graham

Salah satu parameter yang penting adalah menghitung EPS growth. Di awal perjalanan sebagai seorang value investor saya sering melakukan kesalahan dalam perhitungan EPS growth ini.

Kesalahan Dalam Perhitungan EPS Growth

Saya akan mengambil AUTO sebagai contoh studi kasus kesalahan dalam perhitungan EPS growth.

Tahun 2008 – EPS 790,93 dengan jumlah saham beredar 0,77 miliar lembar saham.

Tahun 2018 – EPS 126,77 dengan jumlah saham beredar 4,82 miliar lembar saham.

Kalau secara kasat mata, kita melihat EPS 2018 lebih kecil dibanding EPS tahun 2008. Apakah artinya AUTO mengalami penurunan kinerja (EPS growth minus)? Disini sering menjadi titik kesalahan value investor.

Kita tidak bisa membandingkan EPS 2008 dan 2018 mentah – mentah seperti itu saja. Kita harus menggunakan jumlah saham beredar yang setara. Saya berikan contoh:

Tahun 2018 perusahaan memiliki keuntungan 10 juta rupiah. Jumlah saham beredar 1.000 lembar. Artinya EPS sebesar 10.000 per lembar saham.

Tahun 2019 perusahaan memiliki keuntungan 10 juta rupiah. Jumlah saham beredar 10.000 lembar. Artinya EPS sebesar 1.000 per lembar saham.

Apakah keuntungan perusahaan pada tahun 2018 lebih baik daripada tahun 2019? tentu tidak. Perusahaan ini memiliki keuntungan sama persis antara tahun 2018 dan tahun 2019. Walaupun secara EPS mengalami penurunan signifikan dari 10.000 per lembar menjadi 1.000 per lembar.

Kita perlu melakukan penyesuaian EPS ke satu angka jumlah saham beredar yang sama. Akan sangat celaka jika kita salah menggunakan angka EPS untuk menghitung EPS growth.

Untuk kasus AUTO, maka EPS tahun 2008 sebenarnya bernilai 126,35. Yang didapatkan dari 790,93/4,82*0,77.

790,93 adalah EPS tahun 2008.

4,82 adalah jumlah saham beredar tahun 2018.

0,77 adalah jumlah saham beredar tahun 2008.

Sekarang kita lihat EPS AUTO tahun 2008 setelah disesuaikan bernilai 126,35 dan EPS AUTO 2019 tahun 2018 bernilai 126,77. Ternyata masih ada pertumbuhan walau tidak besar untuk EPS AUTO ini.

Angka Maksimal EPS Growth

Saya selalu menggunakan angka maksimal 15% untuk EPS growth yang saya gunakan didalam perhitungan valuasi nilai wajar saya. Ini berarti jika saya menemukan perusahaan dengan EPS growth 30% maka saya tetap menggunakan 15% saja didalam perhitungan valuasi nilai wajar saya.

Tapi jika perusahaan itu cuma memiliki EPS growth 10% maka saya tetap menggunakan 10% didalam perhitungan nilai wajar saya.

EPS growth yang saya gunakan adalah rata – rata growth 10 tahun terakhir jika datanya memadai. Tapi jika datanya tidak memadai, maka gunakan semaksimal mungkin durasi data yang bisa anda dapatkan.

Menghitung Nilai Wajar - AUTO

Menghitung Nilai Wajar – AUTO

Rumus yang saya gunakan untuk menghitung valuasi adalah :

V = EPS x (8,5 + 2G) x ( 4,4/AAA)

*8,5 adalah PER rata-rata untuk perusahaan yang tidak tumbuh labanya

*4,4 adalah risk rate free, atau return dari investasi yang kecil resikonya seperti deposito. Untuk indonesia rata2 deposito adalah 6,5%

*AAA adalah bunga obligasi jangka panjang

Dan jangan pernah lupa untuk menggunakan Margin of Safety untuk perhitungan nilai wajar kalian. Saya selalu menggunakan margin of safety 50% untuk mendapatkan nilai wajar saya.

Dan saya hanya membeli perusahaan yang terdiskon 50% lagi dari nilai wajar setelah Margin of Safety. Karena saya memiliki target minimum investasi 100%.

Melakukan Analisa / Bedah Laporan Keuangan

Membeli perusahaan yang memiliki valuasi murah saja tidaklah cukup. Karena di bursa ini banyak perusahaan yang murah tapi murahan karena tidak memiliki kinerja keuangan yang baik.

Saya akan membuat sebuah contoh perusahaan yang tidak mudah untuk dipilih. Saham yang saya pilih ini akan memunculkan perdebatan apakah benar bagus untuk dibeli atau tidak.

Tujuannya adalah agar kita bisa belajar berpikir kritis. Karena tidak ada yang namanya analisa benar atau salah sebelum kita bisa mengetahui hasil akhirnya. Kalau hasil akhirnya anda untung berarti analisa anda benar. Kalau hasil akhirnya anda rugi berarti analisa anda salah.

Perusahaan yang saya ambil contoh adala TBLA. Mari kita lihat detail analisanya. Untuk dimana kita bisa mendapatkan angka – angka yang saya gunakan dalam perhitungan, silahkan download file PDF terlampir dibagian akhir tulisan ini.

Menghitung Valuasi / Nilai Wajar TBLA

Dalam perhitungan saya, TBLA memiliki valuasi 3.053. Sehingga setelah ditambahkan Margin of Safety 50% maka nilai wajar saham ini sebesar 1.526. Ketika saya melihat saham ini, harga sahamnya masih di 700 (pertengahan 2019). Sebuah peluang yang menarik bagi saya.

Menghitung Nilai Wajar TBLA

Menghitung Nilai Wajar TBLA

Secara valuasi saham ini menarik bagi saya. Jadi mari kita lanjutkan ke tahapan berikutnya untuk dalam tutorial analisa value investing ini.

Baca juga : Menghitung Nilai Wajar ala Benjamin Graham

Melakukan Analisa Profitabilitas

Analisa profitablitas penting untuk melihat seberapa baik perusahaan dapat menghasilkan keuntungan. Tentu lebih baik membeli perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan dengan baik.

Baca juga : Analisa Profitabilitas – Melihat Keunggulan Kompetitif Perusahaan.

Analisa Profitabilitas TBLA

Analisa Profitabilitas TBLA

Hasil analisa profitabilitas TBLA adalah:

Revenue tahun 2018 mengalami penurunan dibanding tahun 2017, walau begitu operating incomenya mengalami pengingkatan 1,44%. Sales menurun 4% tapi operating income meningkat 1,4%, bukan sesuatu yang jelek karena artinya ada peningkatan efisiensi perusahaan.

Net profit 2018 mengalami penurunan signifikan dibanding tahun 2017, yaitu sebesar 20%. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi saya.

Gross Margin 26,73%. Merupakan angka yang baik bagi saya, karena tidak mudah menemukan perusahaan di sektor consumer goods / plantation dengan gross margin setinggi ini.

Operating profit margin 19.66%. Ini juga merupakan hal yang masih cukup baik.

Net profit margin sebesar 8,87%. Tidak sampai bagus tapi tidak jelek juga.

Melakukan Analisa Balance Sheet

Analisa Balance Sheet TBLA

Analisa Balance Sheet TBLA

Hasil analisa balance sheet:

Posisi aset setara kas yang mengalami kenaikan cukup signifikan, sesuatu hal positif.

DER (Debt to Equity Ratio) 2,42X ini merupakan angka DER yang besar. Sesuatu yang menjadi concern besar bagi saya.

Yang menarik PPE (property, plant & equipment) sebesar 10,1 Triliun rupiah. Dimana market cap perusahaan ini ketika itu di 5,1 triliun merupakan hal yang sangat menggoda saya. Total PPE / fixed asset yang hampir 2x dari market cap perusahaan ini membuat saya memberikan toleransi terhadap besarnya DER perusahaan ini.

Analisa Balance Sheet TBLA 2

Analisa Balance Sheet TBLA 2

Walaupun DER tidak bagus, tetapi ratio hutang lain seperti current ratio dan quick ratio terbilang masih aman yaitu diatas 1. Dimana current ratio 1,88X dan Quick Ratio 1,19X

Tetapi kita melihat ada satu indicator berbahaya dimana utang jangka panjang memiliki nilai lebih besar dibandingkan current asset. Sehingga saya highlight point ini dalam hal yang harus saya waspadai.

Point hutang jangka panjang yang melebihi current asset tentu bukan hal yang saya suka untuk pemilihan saham saya. Tapi mengingat saya memiliki kelebihan 5 triliun rupiah antara fixed asset dengan market cap perusahaan ini membuat saya merasa aman. Karena perusahaan ini memiliki fixed asset yang begitu besar. Saya membeli perusahaan 5 triliun dan mendapatkan fixed asset senilai 10 triliun. Dan perusahaan masih bisa menghasilkan keuntungan. Bukan sesuatu hal yang jelek bagi saya.

Baca juga : DER & Current Ratio – Analisa Ratio Hutang

Melakukan Analisa Arus Kas

Mari kita masuk kedalam analisa yang bagi saya paling penting. Analisa yang bisa membantu kita menyadari jebakan / peluang di suatu perusahaan.

Baca juga : Analisa Cashflow – Penting

Analica Casfhlow TBLA

Analica Casfhlow TBLA

Hasil analisa cashflow TBLA:

Net Change masih positif di kisaran 98 miliar rupiah

Arus kas dari operating masih positif walau sangat kecil. Yaitu di kisaran 2 miliar rupiah saja. Sesuatu yang cukup aneh jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,9 triliun rupiah. Membuat saya menjadi penasaran ada apa dengan arus kas dari operating perusahaan ini.

Analisa Arus Kas Operating TBLA

Analisa Arus Kas Operating TBLA

Hasil analisa operating cashflow TBLA adalah sebagai berikut:

Adanya penurunan penerimaan dari pelanggan sebesar hampir 900 miliar rupiah

Peningkatan pembayaran kepada pemasok (supplier) sebesar 800 miliar rupiah

Peningkatan pembayaran beban bunga sebesar 140 miliar rupiah

Hasil analisa operating cashflow ini menunjukkan adanya penurunan pendapatan dari pelanggan tapi peningkatan pembayaran kepada pemasok. Ini sungguh bukan hal baik. Sehingga ini perlu di highlight.

Quality of earnings perusahaan memiliki angka negatif. Ini berarti kurang efektifnya perusahaan dalam penggunaan cash perusahaan. Saya melihat kenapa negatif karena besarnya biaya bunga yang harus dibayarkan oleh TBLA. Kembali lagi kita melihat berbahayanya ratio hutang TBLA yang tinggi.

Working capital positif dan operating cashflow yang masih berhasil positif menjadikan perusahaan ini masuk kedalam klasifikasi SAFE.

Baca juga : Analisa cashflow – PENTING

Melakukan Analisa Dividen

Jika ditanya lebih baik mana perusahaan yang capital gain besar atau yang dividen besar kepada saya. Maka jika harus memiliih satu maka saya lebih suka perusahaan yang menghasilkan capital gain besar.

Tapi saya paling suka memilih perusahaan dengan capital gain besar dan dividen besar tentunya.

Analisa Dividen TBLA

Analisa Dividen TBLA

Hasil analisa dividen:

Dividen yield tahun 2018 sebesar 6,08%. Bukan hal yang jelek, hampir sebesar bunga deposito.

Rata – rata dividen 10 tahun terakhir sebesar 3,51%. Tidak bagus tapi tidak jelek, hampir sama dengan bunga tabungan di bank.

Dividen payment streak 10 tahun berturut – turut. Ini merupakan hal baik bagi saya. Perusahaan dengan hutang besar tapi tetap disiplin membagikan dividen.

Dividen Payout Ratio : 25,33%. Cukup menarik, dengan dividen payout ratio cuma 25,33% tapi angka rata – rata dividen sebesar 3,51%. Wajar dividen payout ratio perusahaan ini kecil, karena penting bagi perusahaan ini untuk menyiapkan dana pembayaran hutangnya.

Kesimpulan Analisa / Bedah Laporan Keuangan

Perusahaan ini sebenarnya memiliki kinerja yang baik. Tapi ada 2 pertimbangan besar yang menjadi pertimbangan besar bagi saya untuk berinvestasi di saham ini, yaitu:

Ratio hutang (DER) yang besar

Penurunan operating cashflow yang aneh bagi saya, dimana pembayaran kepada supplier meningkat tapi penerimaan uang dari customer justru menurun dibanding tahun lalu. Sebuah hal yang sulit untuk diterima oleh logika saya.

Untuk menjawab kegundahan hati saya, maka mari kita lanjut ke tahapan berikutnya, yaitu analisa laporan tahunan.

Tahapan 3 – Melakukkan Analisa Laporan Tahunan

Perusahaan tentu akan tahu tantangan dan masalah apa yang dihadapi oleh perusahaan tersebut di tahun lalu dan tahun mendatang. Hal ini akan mereka tuliskan di dalam laporan tahunan (annual report). Sehingga tahapan selanjutnya dari tutorial analisa value investing ini adalah mebaca annual report.

Kita bisa melihat apakah manajemen perusahaan tersebut tipe yang mengumbar janji manis atau berpikir dengan logis. Saya lebih memilih berinvestasi ke manajemen perusahaan yang tipe kedua yaitu berpikir dengan logis.

Jangan terlalu panik, jika dalam laporan tahunan justru manajemen menyampaikan sebuah berita yang terdengar negatif. Bagi saya ini merupakan hal positif. Artinya manajemen perusahaan tersebut berpikir secara logis dan tidak cuma mengumbar janji manis.

Mendapatkan Laporan Tahunan

Untuk mendapatkan laporan tahunan, anda bisa ketik kode saham perusahaan anda di google. Nanti biasanya anda akan menemukan website masuk perusahaan tersebut.

Setelah masuk kedalam website perusahaan, maka cari bagia investor relations (hubungan investor). Disana biasanya anda bisa download annual report.

TBLA Investor Relations

TBLA Investor Relations

Mencari Informasi Dari Annual Report

Setelah berhasil download annual report. Maka langkah berikutnya adalah membaca annual report tersebut. Hal ini mungkin bukan hal yang menyenangkan untuk orang yang tidak hobi membaca. Tapi step ini adalah step akhir yang sangat penting. Disini adalah tahapan yang menentukan apakah anda akan membeli saham itu atau tidak.

Kalau anda mau menghabiskan waktu untuk mencari informasi dan review smartphone smartphone seharga jutaan – belasan juta rupiah sebelum membelinya. Maka sungguh disayangkan jika anda tidak mau meluangkan waktu setengah jam sampai satu jam untuk membaca annual report ini.

Tidak perlu membaca secara detail satu baris demi satu baris, tapi lakukan screening saja. Nanti lama – lama anda akan terbiasa untuk mengetahui bagian mana yang perlu anda baca untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi anda.

Mari saya berikan contoh membaca annual report dari TBLA sebagai contoh.

Bisnis Gula TBLA

Walaupun TBLA terkenal dengan perkebunan sawitnya. Ternyata TBLA lagi serius mengembangkan bisnis gula. Sebelumnya saya tidak tahu hal ini, pikiran saya selama ini TBLA cuma berfokus pada produk dari sawit.

Bisnis gula TBLA

Bisnis gula TBLA

Disini manajemen berkeyakinan bahwa bisnis gula akan prospektif untuk kedepannya. Dan setahu saya gula merupakan salah satu bahan pokok yang sering diimpor oleh pemerintah.

Baca juga : detik.com – alasan pemerintah import gula

Saya memandang diversifikasi bisnis ke gula adalah hal baik. Karena seperti yang kita tahu eropa masih melakukan block untuk CPO kita. Strategi TBLA yang mulai fokus ke pengelolaan bisnis downstream merupakan hal baik. Sehingga ketika TBLA merubah sektor dari AGRI menjadi CONSUMER ini merupakan hal positif bagi saya.

Umur Produktif Perkebunan TBLA

Seperti yang kita tahu, hari ini kita menanam benih di kebun kita maka besok kita tidak bisa langsung panen. Kita butuh waktu beberapa lama untuk menunggu sampai tanaman yang kita tanam bisa menghasilkan. Ini yang disebut umur produktif.

Umur Produktif Kebun TBLA

Umur Produktif Kebun TBLA

Dari annual report kita bisa melihat ternyata cukup besar lahan TBLA yang masih belum produktif. Jika nanti sudah produktif, artinya kebun tersebut akan menghasilkan. Jumlah produksi lebih banyak artinya jumlah penjualan semakin besar. Jumlah penjualan semakin besar artinya jumlah untung semakin besar.

Jumlah untung semakin besar artinya dividen dan capital gain semakin besar. Bagi saya tentu ini berita baik. Dengan kondisi sekarang saja kinerjanya sudah cukup baik apalagi nanti jika lahan produktif semakin bertambah.

Keterlambatan Kuota Impor

Salah satu hal yang menjadi catatan adalah penurunan laba dan operating cashflow yang signifikan.

Didalam annual report, manajemen TBLA menjelaskan bahwa ada keterlambatan memperoleh kuota impor. Karena kesalahan operasional sehingga terlambat memperoleh kuota impor, maka menjadikan perusahaan terlambat mendapatkan pasokan supply dan penjualan menjadi terhambat.

Keterlambatan kuota import TBLA

Keterlambatan kuota import TBLA

Akhirnya kita menemukan alasan kenapa terjadi penurunan sales, laba dan operating cashflow. Penyebabnya adalah kesalahan operasional, dan sesuatu yang harusnya bisa dijadikan pelajaran dan tidak terjadi lagi di kedepan hari.

Peningkatan Hutang

Yang menjadi faktor paling menakutkan untuk berinvestasi pada TBLA adalah ratio hutangnya yang panjang.

Didalam annual report ini kita bisa mendapatkan informasi kenapa TBLA memiliki ratio hutang yang besar.

Manajemen menuliskan hutang jangka panjang mengalami peningkatan karena penerbitan hutang jangka menengah dan hutang obligasi.

Peningkatan hutang jangka menengah TBLA

Peningkatan hutang jangka menengah TBLA

Lalu saya mencoba mencari informasi lebih detail lagi terkait hutang ini. Maka saya mendapatkan informasi bahwa perusahaan menerbitkan obligasi 3 triliun rupiah. Dimana pembayaran dimulai dari maret 2008 hingga maret 2023 (durasi 5 tahun). Hal ini akan menjadi tantangan untuk arus kas dan profitabilitas TBLA untuk 5 tahun kedepan.

Obligasi 2018 TBLA

Obligasi 2018 TBLA

Ini contoh dari melakukan analisa annual report. Banyak informasi yang tidak bisa kita dapatkan dari laporan keuangan suatu perusahaan. Inilah kenapa annual report menjadi tahapan akhir yang harus dilewati.

Ada beberapa perusahaan yang saya analisa berhasil lolos hingga tahap kedual dalam tutorial value investing ini. Tapi sayangnya harus gugur di tahap akhir ini, karena ditemukan beberapa hal keanehan.

Jadi jangan pernah malas membaca annual report. Karena ini penting dan lama – lama menjadi hal yang menyenangkan.

Tahapan 4 – Mengambil Keputusan

Setelah melakukan tahapan satu sampai tiga dalam tutorial analisa value investing ini. kita sudah mendapatkan berbagai informasi terkait perusahaan yang akan mau kita beli.

Jadi mari kita coba buat kesimpulan apakah kita akan membeli perusahaan ini atau tidak.

Kesimpulan:

Perusaahan ini dijual dibawah harga wajar –> merupakan suatu hal yang bagus.

Hal negatif yang harus di highlight:

Revenue 2018 mengalami penurunan, karena keterlambatan kuota import.

Net profit 2018 mengalami penurunan, karena keterlambatan kuota import dan peningkatan biaya bunga pinjaman

Net profit margin dibawah 10%, karena besarnya biaya bunga pinjaman

DER yang tinggi, karena penerbitan obligasi baru di tahun 2018

Hutang jangka panjang melebih current asset, karena penerbitan obligasi baru

Quality earning negatif, karena saldo piutang yang besar. Tapi angka bad debt tidak jelek di kisaran 1,5% sehingga tidak terlalu menjadi masalah.

Dari hal negatif ini permasalahan utama ada di 2 hal:

Keterlambatan kuota import, sesuatu yang menurut saya harusnya bisa dijadikan pelajaran. Sehingga bisa dicegah terjadi lagi di masa depan. Sehingga saya tidak memandang masalah ini sebagai masalah besar.

Penerbitan obligasi dalam jumlah besar, ini menjadi pertimbangan besar untuk saya. Karena ini akan menjadi tekanan untuk profitabilitas dan cashflow perusahaan untuk 5 tahun kedepan.

Tetapi jika dilihat perusahaan ini masih membagi dividen, EPS growth yang pertumbuhan bagus, harga yang murah. Dan yang paling membuat saya tergoda adalah nilai fixed asset yang hampir 2X dibandingkan dengan market cap perusahaan ini akhirnya membuat saya tetap berinvestasi di TBLA.

Kesimpulan

Bagaimana, apakah seru melakukan analisa ala value investing? Tentu untuk diawal akan terasa menakutkan karena cukup banyak informasi yang perlu kita analisa. Tapi percayalah ketika kalian sudah melewati analisa 20 perusahaan, kalian akan mulai terbiasa dan ini menjadi menyenangkan.

Apakah setiap orang harus setuju dengan analisa kita? tentu tidak. Tiap orang tentu memiliki pemikiran berbeda dan tidak harus sama dengan kita.

Seperti halnya bedah analisa laporan keuangan TBLA ini. Walaupun saya mengambil keputusan berinvestasi di TBLA tapi saya yakin banyak yang tidak setuju. Saya pun juga memandang ini sebagai investasi yang cukup berisiko karena besarnya ratio hutang perusahaan ini.

Tapi jika membaca tulisan saya tentang screening saham. Teman – teman akan tahu, bahwa saya sangat suka membeli perusahaan yang banyak gratisan nya. Dan TBLA memiliki faktor itu, ditambah lagi kemampuan profitabilitas yang baik dan potensi bertumbuhnya perusahaan jika lahan tidak produktif sudah menjadi produktif.

Apakah saya benar atau tidak, jujur saya tidak tahu. Jika nanti saya untuk besar artinya analisa saya benar. Dan jika saya rugi besar artinya analisa saya salah. Segampang itu untuk melihat pembuktian apakah analisa ini benar atau salah.

Dan karena saya membeli saham ini di 2019, dengan target holding period maksimal 5 tahun maka mari kita lihat 2024 apakah TBLA berhasil melewati 1.500 atau malah menjadi 500.

Untuk yang mau panduan dalam bentuk PDF yang lebih detail bagaimana cara mendapatkan angka – angkanya bisa download di Link Download PDF Tutorial

Untuk yang mau mendapatkan template excel file untuk membantu kalian melakukan analisa silahkan download di Link Download Template Excel File


Link asli article: www.investorsaham.id/tutorial-analisa-value-investing/