
Secret ~10~
Mata kuliah terakhir telah selesai sekitar 10 menit yang lalu,
Zea sekarang sedang berada didepan perpustakaan kampus seraya menunggu Gladys sahabatnya. Matanya menelusuri jalan yang ada didepan perpustakaan, segaris senyum diperlihatkan ketika seseorang yang telah ditunggunya sedang berjalan kearahnya.
"Udah lama nunggunya?" Tanya Gladys
Zea menggeleng pelan.
"Ayo balik. Kata opa, Zidan sudah pulang dari Amest." ujarnya Semringah.
Gladys yang melihat Zea yang begitu bersemangat hanya untuk melihat Zidan, dia Ikut senang juga.
Kemudian mereka berjalan keluar gedung ke parkiran kampus. Setelah menjumpai mobil Sport Merah padam, mereka segera meninggalkan area Kampus.
"Zea, lo turunin gue di apartemen gue aja ya." Pinta Gladys
"Loh, kenapa?" Tanya Zea bingung
"Gue disuruh ke markas s'karang. Dan Jo udah nungguin gue di apartemen." Ujar Gladys menjelaskan.
"Oh, yaudah."
Kemudian Zea menurunkan Gladys didepan Gedung apartemennya.
"Gue masuk dulu ya, salam buat Russel." Kata Gladys kemudian turun dari mobil.
Zea mengangguk mengiyakan. Lalu meneruskan perjalanannya ke apartemennya sendiri.
Sea memparkir mobilnya dibassment gedung itu, kemudian beranjak menaiki lift untuk ke unit apartementnya.
Setelah sampai didepan pintu apartemenya, ia memasukan kode pin dipintu itu dan membuka lalu masuk kedalam tak lupa juga ia menutupnya kembali.
Ia menelusuri ruang tamu terlihat kosong, "tadi katanya kakak ada di apart, kok nggak ada sih. " gumamnya ia kemudian masuk dalam kamarnya.
Di ranjang king size nya dia melihat seorang Pria berbadan tinggi dan bahu yang terlihat kekar, bulu mata yang sama panjang dengan miliknya, hidung mancung dan juga rahang tegas itu seakan menambah kesan betapa tampannya pria dihadapannya ini.
Dengan rasa rindu yang ada bercampur dengan perasaan senang. Perlahan dia mendekati ranjangnya dan duduk dipinggiran ranjang itu. Zea memeluk erat tubuh pria itu, "aku merindukanmu Brother Zi." Ujarnya dengan mencari kenyamanan dalam pelukan itu.
Zea yang terlalu nyaman dengan tubuh bahkan bau parfum kakaknya itu dengan mudahnya ia terlelap.
Tanpa Zea sadari Zidan telah bangun dan menyelimuti dirinya dengan sayang.
Zidan menatap lekat wajah Zea kemudian bergumam kecil,
"Kamu cukup kuat dalam bertahan sampai saat ini Sweetheart." Ucap Zidan tersenyum kemudian mengecup sekilas puncak kepala adik kandungnya itu.
*******
Zea merasa ada yang mengganggu tidurnya. Tangan besar Zidan tengah mengguncang pelan bahunya dan sesekali mengelus lembut pipinya itu.
"Ayo bangun gadis kecil, apa kau tidak lapar ?" Tanya Zidan sambil terus berusaha membangunkan adik kesayangannya.
Zea yang belum sadar sepenuhnya. Menepis tangan kakaknya itu dan berkata "tugas kuliahku telah kuselesaikan semua, jadi biarkan aku beristirahat lebih lama Blood." Dia kemudian merapatkan kembali selimutnya dan tidur membelakangi Zidan.
Zidan menggeleng pelan kepalanya, kelakuan adiknya itu benar-benar tidak berubah apalagi kalau sedang tidur, Zea pasti susah dibangunkan. "Ini sudah sore Zeanic, apakah kamu masih tidak mau bangun?, kau ternyata sering merepotkan Gladys." Ujarnya kembali sembari mengelus pipi adiknya itu.
Zidan tidak kurang akal, Dia kemudian mengecup kedua mata Zea bergantian membuat Zea risih dengan kelakuannya. Dan tak disangkah cara seperti ini memang sangat ampuh untuk membangunkan adik kecilnya yang pemalas.
Zea bangun dengan mata terbuka lebar dan dia melotot ketika melihat ternyata bukan Gladys yang mengganggu tidurnya melainkan kakaknya Zidan yang terlihat dihadapannya saat ini.
"Eh, ka Zidan. Aku rindu." Ucapnya langsung berhamburan memeluk Zidan.
"Apa kau selalu seperti ini, jika aku tidak ada gadis kecil ?" Tanya Zidan
"Tidak, aku hanya kelelahan saja. Karena tadi dikampus habis ujian akhir semester." Elak Zea
"Benarkah yang kau katakan ?"
"Sejak kapan adikmu yang cantik ini berbohong, hm ?"
Zidan tersenyum melihat tingkah Zea yang begitu manja kepadanya.
"Baiklah, aku percaya. Sekarang mandi dan kita akan makan diluar." Zea mengangguk kemudian beranjak ke dalam kamar mandi.
********
Tepat disebuah restoran bintang lima, nampak dari kejauhan sepasang kakak beradik yang terlihat sangat menikmati setiap hidangan yang tersaji dimeja makan mereka.
Zea bercerita banyak hal pada Zidan tentang apa yang dilakukannya selama tinggal di kota Caliko.
Zidan sesekali tersenyum lembut kearah Zea, ketika Zea mulai menuturkan keadaan dirinya, kampusnya dan juga berbagai misi sulit yang dikerjakannya selama dikota ini.
Di restoran yang sama itu pula, namun dimeja makan yang berbeda. Nampak seorang pria yang sementara menatap Zea dan Zidan dengan tatapan yang menyelidik.
"Aku yakin itu dia, aku sangat mengenalnya dengan baik. Tidak mungkin aku salah lihat." Gumamnya.
.
.
.
.
.
.
.
Sampai jumpa dibagian selanjutnya ????
Terima kasih sudah masuk dalam duniahalu bagian yang ini Chocolaters. stay safe and keep reading ceritahalu ❤
17 Aug 2020
09 Aug 2020
09 Aug 2020
10 Aug 2020
31 Jul 2020
29 Aug 2020
20 Aug 2020
17 Aug 2020