
Secret ~11~
Long time no see Chocolaters ???? Jangan bosan untuk selalu kepo ceritahalu ????
Dan jika kalian ingin dapat hadiah pulsa/kuota cek caranya di cerita The Forgiveness. Itu cerita keduaku diwattpad. Cek akun @ceritahalu17
Ku tunggu yaa ????
____________________________________
Malam semakin larut dan mengharuskan semua orang untuk mengistirahatkan tubuh mereka, karena aktivitas yang mereka lakukan.
Begitu juga Zea dan Zidan.
Setelah makan malam bersama, kedua kakak beradik itu kembali ke apartement untuk istirahat.
*****
Pagi harinya, Zea yang masih terlelap di ranjangnya, dipaksa bangun oleh Zidan.
"Zea sayang, ayo bangun. Apa kau tidak akan kekampus?"ujar Zidan, mengelus lembut rambut Zea.
"Hmm, 10 menit lagi ka."jawab Zea, dengan mata tertutup.
"Ayo bangun gadis pemalas. Kau akan terlambat nantinya!" Seru Zidan.
Zea tidak bergeming dari ranjangnya, perkataan Zidan dianggap seolah bualan semata.
"Baiklah jika itu maumu, jangan salahkan kakak jika kamu terlambat." Tutur Zidan, final.
Kemudian ia mengecup sekilas puncak kepala adiknya itu, kemudian berlalu dari kamar adiknya.
Waktu terus bergulir, dan Zea masih saja nyaman diposisinya saat ini. Langit menunjukan bahwa hari semakin siang, sang surya berada tepat dititik tengah langit itu, hawa panas begitu terasa jka orang-orang berlalu-lalang di jalan raya.
Namun, bagi Zea itu tetap tidak akan mengusik tidurnya. Sampai akhirnya dering ponselnya berbunyi memenuhi kamarnya.
Dengan Sebal dia mengangkat panggilan dari ponselnya, tanpa melihat siapa si penelpon.
"Hm."gumam Zea.
"............"
"Di apart. Kenapa?"
"..........."
"Memangnya jam berapa sih ini?"
".........."
"Benarkah!, mampus.!"
Zea terbangun dari tidur nyenyaknya, ia kaget mendengar kabar dari Gladys bahwa tadi kuliah pagi jam pertama dia alpa.
Dengan cepat ia beranjak dari ranjangnya ke kamar mandi, Kemudian bersiap untuk segera ke kampus.
Dengan langkah tergesa-gesa, Zea keluar kamar menuju ke ruang tamu. Zidan yang sementara menonton tv menatap Zea, adiknya itu yang tampak buru-buru.
"Kenapa?"tanya Zidan, bingung.
Zea menoleh, "aku terlambat. Kakak kok jahat nggak bangunin aku!"seru Zea.
"Kenapa jadi kakak yang disalahkan."protes Zidan.
Zea mendelik tajam. "Pokoknya kalo nilaiku rusak kakak yang tanggung jawab!"
Gerutu Zea kemudian keluar dari ruangan dan menutup pintu unit apartementnya dengan kencang. Zidan terkejut melihat tingkah adiknya itu, kemudian menggeleng sekilas menatap pintu yang tertutup.
*****
Kampus Binar Harapan.
Zea menemui Gladys di taman kampus. Dari jauh Gladys sudah melihat aura kekesalan Zea.
"Kenapa nggak masuk tadi?" Tanya Gladys, sambil menatap wajah Zea.
"Gila! Gue tidur, terus nggak dibangunin ka Zidan sama s'kali." cetus Zea, kesal.
"Kamu aja yang tidur nggak tau diri!"sindir Gladys.
"Kok gue sih?"ucap Zea, tidak terima.
"Russel udah coba bangunin,tapi kamunya aja yang nggak sadar."jelas Gladys
"Masa sih? Kok aku nggak tau ya?"
Gladys memutar bola mata, memandang malas kearah Zea.
"Memang benar kata Russel, butuh kesabaran ekstra untuk memahami sikapmu yang seenaknya ini."gumam Gladys.
"Yaudah, minta maaf gue salah. Terus s'karang ada mata kuliah apa lagi?" Tanya Zea, mengalihkan pembicaraan.
"Hari ini mata kuliah kita diganti dengan kuliah umum. Dan pematerinya adalah cucu dari pemilik kampus ini, menurut kabar yang beredar. Cucu dari pemilik Kampus ini masih muda, umurnya sama seperti kita." Tutur Gladys, memberi penjelasan.
"Kalo umurnya masih setara sama kita, ngapain didengarin. Palingan juga penjelasannya kayak kita dikelas lagi presentasi." Cibir Zea, enteng.
"Walaupun dia masih muda, dia mendapatkan pendidikan khusus. Makanya dia tidak kuliah sama seperti kita.
Diusianya yang masih muda ini, dia sudah hidup berkecimpung didunia bisnis, jadi pengalaman dan pengetahuannya sangat banyak."jelas Gladys,lagi.
"Kenapa lo tau semua tentang dirinya? Apa jangan-jangan lo--"
"Berikan hamba kesabaran ekstra Tuhan."sela Gladys cepat.
Zea berdecih tak suka, karena Gladys memotong perkataannya.
"Ayo, kita ke aula skarang." Ucap Gladys kemudian menarik pergi Zea dari tempat itu. Zea dengan malas mengikuti sahabatnya.
******
Setelah sampai diruangan aula kampus, Zea dan Gladys duduk diurutan kursi paling belakang. Ruangan itu telah terisi penuh dengan mahasiswa yang lain.
Zea memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosannya.
Tapi bukan Zea kalo ia mau lama menunggu.
"Lama banget sih!"gerutunya.
"Sabar, tugas mahasiswa memang harus menunggu."ucap Gladys, tenang.
Walaupun bosan, akhirnya Zea menuruti kemauan sahabatnya itu.
Lima belas menit telah berlalu. Dengan kezal Zea berdiri,
"aku bosan! Nggak mau ikut kuliah umum ini. Kalau ada hal penting yang dia sampaikan jangan lupa beri tau aku." Katanya kemudian keluar dari pintu samping aula.
Bersamaan dengan keluarnya Zea, maka seseorang yang ditunggu-tunggu itu masuk dalam ruangan aula tersebut.
Pria tampan yang adalah Cucu dari pemilik kampus itu, masuk dalam ruangan aula.
Ketika pandangannya menyapu semua orang yang tengah duduk menunggunya. Tatapannya berhenti saat melihat seorang wanita yang berdiri dari tempat duduknya dan keluar dengan cepat dari aula.
Ini kedua kalinya, aku melihatnya ? Apa yang dia lakukan?
Kenapa dia keluar dari ruangan ini? Apakah dia tidak tau siapa yang akan menjadi pemateri saat ini ? Ucap pria itu membatin.
Kuliah umum yang diadakan oleh kampus Binar Harapan berjalan dengan baik.
Semua orang yang mendengarkan materi terkesima dengan penjelasan bahkan sikap dari cucu pemilik Kampus itu.
Di usianya yang masih muda, ia dapat menjalankan dengan baik perusahan ayahnya dan juga membanggakan kakeknya dengan semua hal yang dilakukannya.
******
Didalam mobilnya terdengar jelas percakapannya dengan seseorang ditelpon.
"Apakah kau sudah memastikan tempat tinggalnya?"
"......."
Baiklah kirimkan sekarang data-datanya di emailku."
"......"
"Jangan khawatir aku akan bertanggung jawab"
Segaris senyum tercetak dibibirnya. Matanya menyiratkan betapa rindu dirinya pada Gadisnya.
Mobil yang dikendarainya menyusuri jalan Kota Caliko hingga beberapa menit kemudian sampailah Ia di Lovely bar.
Jika kalian lupa Lovely bar diambil alih oleh Al Caray dari Tuan Patshon setelah ia ditembak mati.
Pria tersebut turun dari mobil dan berjalan masuk dalam bar. Didalam tempat itu terlihat semua karyawan disitu menunduk memberi hormat padanya. Dengan tatapan datar ia masuk dalam ruangannya dan tidak menghiraukan para karyawannya yang menunduk memberi hormat kearahnya.
Didalam ruangan yang terlihat nampak tertata rapi, pria itu masuk dan mengambil leptopnya untuk melihat sesuatu yang baru saja didapatkan oleh anak buahnya.
Dan nyatanya benar sekarang ada Email yang masuk. Dengan segara ia membukanya, matanya nampak berbinar, rahang kokoh itu menarik senyum menyeringai. Ia nampak puas dengan informasi yang dikirimkan oleh anak buahnya.
"Aku menemukanmu sayang." Tuturnya penuh keyakinan menatap Gambar seorang gadis dilayar leptopnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Berikan support kalian dengan mengklik link ini :
Sampai jumpa dibagian selanjutnya. Terima kasih sudah masuk dalam duniahalu bagian yang ini Chocolaters. stay safe and keep reading ceritahalu ❤
20 Aug 2020
10 Aug 2020
09 Aug 2020
10 Aug 2020
31 Jul 2020
29 Aug 2020
20 Aug 2020
17 Aug 2020