Analisis Citra Diri Pada Penggunaan Second Account Aplikasi Instagram

Media sosial telah menjadi panggung bagi para penggunanya untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri. Di antara berbagai platform yang tersedia, Instagram menonjol sebagai salah satu yang paling digemari. Melalui Instagram, pengguna bisa berbagi momen-momen istimewa, baik dalam bentuk foto maupun video singkat, kepada khalayak luas. Mereka berupaya menampilkan citra diri yang diidamkan oleh para pengikutnya, menunjukkan sisi terbaik dari kehidupan mereka.


Namun, di balik kemilau dan kesempurnaan yang sering kita lihat di Instagram, terselip tekanan yang dirasakan oleh para penggunanya. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, untuk selalu menonjolkan versi terbaik dari diri mereka. Tekanan ini, pada akhirnya, membawa dampak psikologis yang tidak bisa diabaikan. Banyak pengguna Instagram merasa terdesak untuk menunjukkan citra diri yang berbeda dari kenyataan, semata demi memenuhi ekspektasi sosial.


Penelitian ini mencoba mengupas lebih dalam tentang fenomena tersebut, khususnya bagaimana pengguna Instagram menciptakan citra diri melalui akun kedua atau second account mereka. Dalam penelitian ini, konsep aspek-aspek citra diri yang dipopulerkan oleh Grad (1996) dalam Efendi (2016) menjadi landasan teoritisnya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka serta studi lapangan yang melibatkan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.


Hasil penelitian ini mengungkap bahwa pengguna Instagram sering kali memilih untuk membuat akun kedua sebagai pelarian dari tekanan untuk selalu tampil sempurna. Melalui akun kedua ini, mereka bisa menampilkan sisi lain dari diri mereka yang lebih jujur dan apa adanya. Dengan demikian, citra diri yang mereka bangun di media sosial tidak lagi dibebani oleh tuntutan kesempurnaan.

Sumber: