OMBAK SUNGAI SEBUKU [GULUN] KALTIM



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
GULUN NAMA OMBAK SUNGAI SEBUKU
REVIEW JEJAK PENGALAMAN DI KALTIM
Tahun 2010-2011
Pengalaman dalam perjalanan di Kalimantan Timur atau Kaltara sekarang yaitu mengarungi Sungai Sebuku star dari Pelabuhan Nunukan menuju Kecamatan Sebuku.
Trif perjalanan antara lain :
Jakarta, Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Nunukan, Sebakung, Malinau, Sebuku, Tanjung Selor, Berau, Sangata, Tring Mahakam, Kutai Barat, Pelabuhan Somalindo, Sungai Boh.
DALAM TRIF Tersebut :
Perjalanan dari Nunukan menuju Seimanggaris Daerah [[Perbatasan Dengan Malaysia]] dengan Sabah Kinabalu atau Tawao.
Karena Kapal dari Nunukan yang ke Kec. Seimanggaris sudah habis maka saya harus memakai jalan lain menuju arah sana [Untuk Menghindar Biaya Hotel di Nunukan satu Malam], Saya pikir mending melanjutkan Perjalanan dengan arah lain menuju Kec. sebuku dan di sebuku sy sdh tlp ke Kepala Dusun untuk bisa dijemput sama motor di Pelabuhan Sungai Sebuku dengan Ongkos Penjemputan Deal 300rb, sebetulnya ada alternatif lain sy harus sewa speed boat cuman mahal seharga 900Rb - 1.200Jt, jadi saya tetap tempuh hari itu dengan Kapal Kayu melalui jalur sungai sebuku.
Gejala Atau Tanda-tanda
Kapal dari Pelabuhan Nunukan tolak dan berangkat Jam 13.00 WIT dan 1Jam beda dengan waktu Jakarta.
Setelah 30 Menit Berlalu
Ditengah laut Selat Nunukan - Sebatik yang Mengarah ke Muara Sungai Sebuku, ada beberapa kejadian yang mungkin aneh dan menakutkan penumpang, antara lain :
1. Motoris Kapal [Sebutan
Driver/Nahkoda Kapal
Disana] setir kapal terkunci
dalam posisi lurus Nahkoda
ke belakang memeriksa
duduk penumpang dan
mengisaratkan jangan pindah
tempat duduk, ada tukar
duduk yg gemuk sama yg
kurus untuk meposisikan
keseimbangan kapal.
2. Air Laut yang tadinya Biru dan
begolak dari bawah naik
keatas kaya yang didorong
oleh kekuatan besar dari
bawah air berbuih dan
bergolak berwarna hitam
campur coklat.
3. Ombak Laut serasa tidak
menentu arahnya.
4. Ditengah Muara Laut bisanya
banyak sekumpulan-Koloni
Ikan Pesut Laut sama
Lumba2 suka loncat2 dan
menari2 seolah mengawal
kapal, ini tidak nampak dan
terasa hening.
5. Saya dalam duduk tidak
dapat berkata-kata hanya
selain berdoa aja, Saya juga
dalam hati bakal ada kejadian
apa yang sedang di hadapi
oleh kapal ini.
6. Pelampungpun sdh dibagikan
pada masing2 penumpang
yang menambah pertanyaan
dan kebingungan Saya ada
apa ya.
7. Penumpang yang lain
wajahnya sudah mulai pada
pucat dan memposisikan
duduk dan pegangan yang
kuat, tapi Saya sendiri belum
menemukan jawaban dari
kepanikan itu.
8. Kapal mulai memasuki mulut
muara sungai Sebuku yang
sangat lebar yang kurang
lebih perkuraan mata
memandang 5 KM lebar
Sungai di Muara.
9. Setelah masuk 1-3 Km masuk
sungai sudah terdengar Suara
Ombak Sungai yang
menghantam tanggul sungai
dari arah hulu sungai seperti
ombak suaranya.
10. Aliran sungai jadi ndak
beraturan arah sebelah kiri
kapal arah aliran sungai
berbalik ke hulu dan yang
sebelah kanan kapal aliran
sungai tetap menuju laut,
dan di tengah ombak
berbalik dari arah laut
menuju hulu sungai.
11. #Penyebab Air Laut Pasang
dan Dari Hulu Sungai Lagi
Banjir Bandang yang
memuntahkan segala isi
hutan dibawannya 3hari
hujan berturut2, ..jadi Air
Banjir Sungai Beradu dengan
Ombak Air Pasang Laut, jadi
ombaknya beradu di aliran
sungai sebuku menjadi
"GULUN", Namanya.
12. Perjalanan normal Nunukan
Sebuku biasa ditempuh
dalam 4 Jam, ini jam 17.00
WIT sore masih terapung
dan melawan ombak
ditengah sungai Sebuku
masih baru separo
perjalanan.
13. Alam dan seisinya gayung
bersambut, karena
mendengar deburan ombak
sungai semua binatang
seolah menonton di atas
pohon dan berjajar di pinggir
sungai ada [Kera Coklat Ekor
Pendek dan Panjang dan
Kera Hitam sama termasuk
aneka Burung pada wirid
bersahutan kepada sang
Khaliq " Allah ﷻ seolah2
berbaris ya Allah ya Robb,
mereka seperti menonton
dan mendoakan kami dalam
Kapal Kayu yg lagi
terombang ambing ombak
"Gulun".
14. Dalam Panik Saya lupa
mengabadikan kejadian
tersebut karena Panik dan
sibuk Bedoa, padahal dalam
tas cangklong ada Pocket
Camera Sony dan HP pun
bisa Rekam Video, tapi
karena panik sudah ndak
ingat yang lain.
15. Menjelang Magrib yang
jemput di seberang
pelabuhan sebuku
menelephone saya kok
belum datang dan merapat,
setelah disampaikan bahwa
ada gulun jadi yg jemput
saya tenang cuman
suaranya sedikit gemetar
dan ngomong takut ke saya
karena duseberang itu hutan
belantara perbatasan tidak
ada penduduk sama sekali
wajar bilang dia takut,
pertama binatang buas
seperti harimau, buaya
muara dan ular piton serta
kalau mungkin takut setan
sih sedikit karena disana
ndak ada manusianya jd
setan pun jauh karena ndak
ada yg mau digoda.
16. Ombak itu dari arah Laut
yang terdesak oleh aliran
sungai dan berbalik ke arah
hulu sungai yang makin
lama makin mereda jam
20.00 WIT saya sampai di
pelabuhan sebuku.
17. Sampai di pelabuhan saya
contact Bu sampan yg biasa
menyebrangkan perahu ke
tengah hutan ke saya minta
bayaran 100rb karena dr
arah sana pasti tdk ada
penumpang, sy pun deal aja
karena di seberang sana
kasihan sdh ketakutan
kelamaan, padahal biasanya
cuman 25rb aja.
#TampaMenungguLama
Saya dengan Bapak Kadus langsung berangkat melanjutkan perjalan menyusuri hutan berbatas dengan Malaysia setelah berjalan 1 Jam Kami Berdua diatas motor dihadang angin ribut tdk lama hujan yang selebat2nya sudah tanggung berjalan dan tidak ada tempat berteduh, lanjut terus perjalanan, pertimbangan tetap lanjut, antara lain ;
a. Jalan tanah belum lengket pd
Ban Motor apabila masih
hujan besar.
b. Dijalan tdk ada resiko
berhadapan dengan binatang
buas.
c. Sama sekali tidak ada tempat
berteduh.
d. Aman dari Begal pula karena
begalnya pasti ndak bawa
salin dan juga pasti takut
basah karena hujan hehehe.
Kira2 sdh 2.5 jam perjalanan mudah2an kata si Bpk sampai di Pos Pantau Perbatasan tp sdh ndak di pakai dlm posisi gelap dan 1/2 lg mudah2an sampai Pos Pam PT. Kayu Akasia, karena si Bpk sdh ndak kuat megang stang motor karena kedinginan oleh hujanpun masih belum berhenti semua pada menggigil kulit pada keriput serta pucat membiru, dan alhamdulillah sdh sampai serta minta ijin untuk bermalan serta besok melanjutkan perjalanan kembali, apabila saat itu dutambah 1 jam lagi ndak ada tempat mampir saya pikir sudah mati dlm posisi kedingan angin mlm, suasana hutan dan dlm kondisi hujan lebat lagi, kami disana di sambut Pak Komandan Satpam malah saya di kasih jaket tebalnya beliau dan saya mendapat 3 sarung, sedang Pak Kadus 4 sarung untuk selimutan karena semua pakaian basah termasuk yg di dlm tas juga basah, dan disana tidur harus tertutup semua jadi kaya pocong di buntel sarung [[ Karena disana banyak nyamuk malaria dan nyamuk hutan sebesar 10x nyamuk biasa ]]. Dan besok melanjutkan perjalan menyusuri hutan sawit seimanggaris.
Itulah cerita pengalaman ada sebagian yg banyak tidak dicertakan karena di luar logika nalar kita, lagi pula sudah cape nulisnya juga hehehehe, sampe sini aja sdh pegel hhhaaa, semuga menjadi berbagi pengalaman yang seru dan indah, di pedalaman hutan Kalimantan Timur.
Salam Silih Asah, Asih dan Asuh
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kembang Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja
30 May 2020
30 May 2020
26 Aug 2020
29 May 2020
10 Sep 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020