KHAROMAH SEBUAH TONGKAT
09 Jun 2020

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ


TONGKAT NAGA PANUNTUN


Tongkat adalah bentuk benda keras yang dibuat untuk atau sebagai penolong untuk atau seseorang sedang berjalan, dan ada beberapa arti lain dalam karomah'Nya sebuah tongkat, dan bukan arti yang sesungguhnya darie arti tongkat tersebut, diantaranya adalah :

  1. Dalam arti sebenarnya Tongkat bisa membantu apabila waktu berjalan pada kegelapan atau merasa susah dalam berjalan maka memerlukan sebuah tongkat.
  2. Merupakan identitas serta karomah bagi pemiliknya.
  3. Tongkat juga sebagai kebaikan atau ciri pribadi pemegangnya.
  4. Tongkat juga yang merupakan simbol bagi pemegangnya atau pemiliknya.
  5. Tongkat juga sebagai isi atau wadah dibentuk atau secara original dari arti karomah'Nya sebagai wadah karomah dari khodam pendampingnya [bagi yang paham].
  6. Tongkat menjadi tumpuan kharisma apabila sedang dipegang seseorang dihadapan penggemarnya.
  7. Sebuah Tongkat Peninggalan dibilang ada memang benar-benar ada, dan disebut oleh orang adalah tidak ada atau tidak terlihat oleh pandangan mata dhohir [tidak faham] memang mungkin betul apa yang dikatakan,  sesungguhnya Tongkat itu sebenarnya memang ada dan benar [dimanakah keberadaannya] wa Allahu A'lam bisowab.
  8. Tongkat bisa diidentifikasi sebagai Tampuk Kekuasaan-Kepemimpinan yang bergulir atau sebagai bukti Penerus Kepemimpinan Sebuah Negara atau Kerajaan.
  9. Yang menyukai, mencintai dan serta sebagai identik dengan tongkat itu, ada yang merupakan sebahagian sebagai merupakan sebuah Mukjizat atau hanya sebagai Kharomah dan juga hanya sebagai Syareat dari Allah SWT, ada sebahagian merupakan pegangan atau simbol dari yang memeganggnya, diantaranya ;

  • Nabi Musa AS.
  • Nabi Khidir AS.
  • Nabi Sulaiman AS.
  • Sayidina Ali RA.
  • Prabu Kian Santang
  • Kanjeng Sunan Kalijaga.
  • Ir. Soekarno.


Melihat dan mencerna sejarah masa yang telah silam yang sudah diajarkan Para Leluhur kita, bahwa karomah tersebut identik dan melekat serta dekat dengan Alam Nuswantoro Indonesia, apa yang bisa membuktikan atau menjadi argument bagi semua yang perlu dengan bukti yang otentikasi serta pembuktian keyakinan dan kembali kepada keyakinan yang ada atau yang menjadikan benda-benda itu menjadikan sebagai bukti manfaat atau sangat dihargai oleh sebuah masyarakat yang majemuk dan homogenisme yaitu satu kata "NUSWANTARA", kita coba gali bukti-bukti dan serta fakta yang nyata secara juga masuk logika yang menuju kearah tersebut, diantaranya yaitu sebagai Point-point di bawah ini :

  1. Semua Nabi yang telah disebutkan di atas adalah pernah singgah dan kemungkinan menetap sebagai tempat tinggal, atau tempat singgahnya Nagari Yang Unik, Penuh Kharomah Alam, Misteri Kondisi, Letak dan Geografis Alam Asri di KHATULISTIWA sesuai Sifat yang diciptakan oleh Allah SWT, yang mempunyai Musim yang berpasangan yaitu ; Siang-Malam, Panas-Hujan, Wanita-Pria, dan itulah Alam hanya ada (2) Dua Musim yang telah berlaku lama serta sedari dulu kala yang disebutkan tadi sebagai kharisma atau kharomah yaitu 'Nagari Nuswantoro" yaitu sekarang disebut "INDONESIA".
  2. Sebagai bukti serta mempunyai ciri serta bentuk kayu yang kuat dan awet serta tahan lama karena bentukan alam itu sendiri yaitu ada di Nuswantara diantaranya ; Pohon Jati yang dipergunakan oleh Nabi Nuh AS sebagai bahan Kapal atau Perahu Nuh yang Besar, yaitu bahannya sebuah Kayu Jati Unggulan yang ada di Nuswantara.
  3. Tanah Nuswantoro sudah termashur sejak dahulu kala yang Kaya akan beragam Seni, Budaya, Kultur, Adat-Istiadat dan Keharmonisan dan Keramah-tamahan Negara Indonesia.
  4. Kesuburan akan Alam Indonesia yang dibuktikan dengan lagu Koes Ploes yang menyatakan dengan sebenar-benarnya yaitu "Tongkat dan Kayu dilempar aja menjadi Tanaman.


Sebuah bukti yang otentik merujuk hal akan kesuburan dan kecerdikan dan kepintaran Orang Nuswantoro sedari dahulu tidak dianggap pintar atau pandai di Negerinya sendiri karena sikaf ke-egoan, politik Adudomba sudah melekat dan mendarah daging [Nasib], dee vide at emmpera, yang di gulirkan oleh Belanda agar supaya Rakyat, Bangsa dan Kerajaan Saat Itu Tidak Bisa Maju dan Bersatu (350Tahun lamanya ditempa Adudomba), semua sejarah dibalikan secara fakta dan nyata artinya dllsbgainya, akhirnya ada lelucon dari Sepuh dan Pinisepuh dahulu [Belajarlah sampai Negeri China] bukanlah merupakan  China karena sebuah Negara yang Pintar & Pandai itu bukan arti itu tetap "bukan", yang benar adalah arti Negeri yang Jauh dari Penjajah atau Dijajah Itulah China [ karena China Kerajaan dahulu pada Zamanya, malahan banyak yang Belajar dan datang ke Negeri atau Kerajaan Kita untuk belajar dan ingin menguasai serta menjajah karena kekayaan Alamnya] dengan artikulasi arti yang bukan yang sebenarnya dengan sebuah artian, dan yang sebenarnya karena sebetulnya [Di Negeri Sendiri Sudah Banyak Yang Pintar, Pandai, Genius dan Mumpuni Bermacam Ilmu Yang Tinggi serta Kanuragan yang Mumpuni] hal tersebut menjadi bukti ada dan serta didukung oleh Alamnya yang serta merta terpelihara dengan baik yang terbungkus oleh niat keikhlasan, bukti bahwa yang mengatakan Sepuh serta Pinisepuh dahulu tentang arti sindiran bagi kita bersama yaitu menggulirkan sebuah peribahasa tersebut untuk sebuah arti yang harus perlu di dalami serta pendalaman yang baik serta benar bukan arti sebenarnya, bukan juga berarti yang sesungguhnya, supaya Anak-Cucu Generasi Penerus Rakyat, Bangsa dan Negara bisa berpikir dengan positivisme serta jernih juga cerdik dan cerdas, sebagai contoh banyak yang pintar diatas rata-rata di Negara Kita, tapi kepandaiannya tidak dijadikan Indonesia Banget, Tidak juga dianggap di Indonesia kan, Tidak mendapat Tempat yang layak di Negaranya sendiri, malah disiriki dikucilkan, tidak dimanfaatkan padahal Negara Luar berani membeli ilmu dan penemuannya dengan segala konsekwensi serta hadiah Royaltinya, Tidak ditempatkan pada posisi yang benar di Negaranya, Tidak dimanfaatkan malah ditumpas, ditekan, ditelantarkan dll [karena di Indonesia sudah di penuhi 99%© oleh Orang-orang ber-Politik Praktis dan Strategis], kenapa Samapi bisa begitu karena di Indonesia di Kuasai Oleh Orang Politik yang bisa mengandalkan kekuatan tipu daya serta pintar berorasi dan cuap-cuap [sehingga celah itulah yang dimanfaatkan sekarang oleh Para Komunis sebagai senjata, jadi hanya yang maju dari sejalan Pihak Politik dan Gilongannya dari Mulai tingkat [[Pejabat, Pemerintah, DPR, MPR]] sudah dipenuhi orang-orang yang sudah banyak belajar dari peribahasa tersebut dengan kata China, sedangkan walaupun bagaimananapun secara ekonomi dan kapitalis telah semua dikuasai oleh Asing dan Aseng], sebetulnya kita hebat dan mumpuni dari Zamannya, sebetulnya yang tidak mumupuni itu terlalu sering dibodohi oleh sikap yang {Culas, Khianat, Licik, Pidik karena sikap tindak ekonomi akan maju dan Suatu keharusan menyelipkan kelicikan dan tipu daya iklan supaya orang tergiur dan tetboda, itulah Kata Ekonomi} kenapa demikian karena Orang Indonesia jauh dari Rasa tersebut yang dalam kurawal tersebut, kebanyakan Orang-orang China bukan Pandai tapi Licik dan Culas yang mereka dahulukan makanya sering berjaya di Negara kita.

Tulisan menjadikan warna dan warni Dunia, semoga bermanfaat sebagai titik pengalaman dan bahan pembahasan dalam masa perjalanan bermasyarakat di masa depan yang berguna bagi Rakyat, Bangsa  serta Negara Indonesia untuk maju bersama, janganlah tergiur dengan cantiknya peribahasa, karena peribahasa tersebut yang membuatnya adalah sesepuh kita karena terbentuk kultur penjajahan saat itu, serta terlahir dari budaya penindasan penjajah, maka kita sendiri harus menggali arti dari pada makna dan arti yang terkandung di dalamnya.



Jaja Juharja

Salam Silih Asah, Asih & Asuh.

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Penulis.


Note dan Harus Digarisbawahi, Bahwa adalah ;

*Jangan salah artikan dan di Identikan dari sebuah Peribahasa dan Judul di Atas yaitu "Tongkat Naga Panuntun" Naga tersebut Asli kelahiran Indonesia Raya yang lazim disebut Nuswantara, dan bukan milik Luar dan bukan Aseng, Aamiin.