Kehadiran Uang Sebagai Panglima Politikus
Uang adalah sebagai sebuah alat bukti tukar dalam kehidupan zaman modern ini, serta gambaran dari nilai uang merupakan sebagai bahagian dan merupakan sebuah tolok ukur bagi strata kehidupan seseorang di lingkungan masyarakat, apabila strata tersebut sudah diperoleh dengan keberhasilan dan sangat pasti turut serta dengan sendirinya tergambar dengan baik dengan suatu penghargaan dan nilai yang sangat dihormati, baik di lingkungan maupun orang-orang di luar lingkungan semua akan lebih berbuat untuk menghormati dan menghargai lebih baik dan mulia dibandingkan dengan nilai akhlak dari seseorang, perbedaan inilah yang menjadi gambaran refleksi dari sebuah kehidupan serta norma yang tergeser oleh alam modern di zaman Akhir ini.
Pemandangan yang begitu tampak dan jelas serta nyata yang terukir dari sebuah nilai yang semu dari sebuah peradaban yang medrn, saya coba menarik garis lurus apa yang membedakan sebuah adat budaya serta akhlak dan nilai-nilai yang bergeser karena Uang, Pulus, Ponyen atau Duit, ada beberapa contoh yang membedakan sangat jauh dari sebuah bentuk perhargaan dari nilai Uang, antara lain adalah :
- Pada zaman sekarang untuk menjadi seorang pejabat akan mengorbit pada porosnya mulai dari kehidupan paling dasar sekalipun Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur dan beberapa bahagian Pejabat Pemerintahan mau DPR-MPR, Kekuasaan Politik, Pejabat Negara serta bahkan Pejabat yang Elit di suatu Perusahaan BUMN dll, tidak terlepas dari campur tangan dan dewa Duit, itu sudah menjadi keharusan mempersiapkan dengan bentuk dan Purwa Rupa Uang yang jumlahnya sangat pantastis [tidak dgn sejumlah uang mustahil bisa dan mendapatkan mimpi tentang hal dalam Poitn Satu ( 1 ) ini], jadi untuk maju ke isi point tersebut tidak cukup dengan sebuah mimpi, hayalan, kepandaian maupun sebongkah sebuah kejujuran itu mustahil, sehubungan dengan perihal dimaksud sudah memasuki babak distorsi Uang Sebagai Panglima Pada Titik Temu Kejenuhan Publik, Ke-Tidak Percayaan Rakyat dan Bangsa Kepada Seluruh atau Semua Pelaku dan Pelaksana Distorsi Kaum Pelaku Politik pada saat ini.
- Menempuh dan mendapatkan sebuah Pendidikan atau sebuah Titel Pendidikan harus dipacu dengan mimpi sejumlah Ponyen tertentu dan harus mampu dan tetap harus kuat dengan uang yang telah siapkan.
- Pencari Tenaga Kasar, Buruh di Pabrik yang paling rendahpun sudah terkondisi dengan kesediaan Uang, sebuah kesimpulan dibeberapa Pabrik Paporit maupun biasa sajah sudah menerapksn sebuah Product Camuplase Mafia Pabrik yang sedemikian halus terbentuk serta mengacu pada bentuk System Outoshortsing atau memakai bentukan Nama Sebuah Yayasan atau Koperasi Pabrik sudah marak dan bukan lagi menjadi sebuah bentuk atau terselubung secara rahasia, ini merupakan sudah menjadi hal umum serta sudah di berlakukan secara terang-terangan dan terorganisir secara rapi dan solid.
- Nilai Inti akan terkandung dalam maksud dan akan tersaring serta terjaring dalam bentukan semua distorsi Sosial, Seni, Budaya, Kesempatan Kerja, Pendidikan, Jabatan dan seluruh Hajat Hidup Orang Banyak akan memasuki dan menyiratkan arti nilai sosbudpolkum dimaksud adalah, sebagai berikut ;
- Uang yang menjadi penentu segalanya bentuk kesuksesan semua bentuk dari nilai kehidupan dan penghidupan.
- Orang Pintar belum tentu mendapatkan semua point diatas karena keterbatasan yang kemampuan yang berbentuk uang tadi, pada akhirnya akan mundur bersama datangnya sebuah kesempatan terbentur karena sejumlah Panglima Duit tersebut.
- Seluruh bentuk karyawan Pabrik, Pegawai Pemerintahan, Jabatan, BUMN, Politik serta Kedudukan semuanya di beli dan di tukar dengan nilai dan bentuk segunduk pulus.
- Semua pada strata kehidupan yang terkandung dalam point empat (4) ini semua bisa dicari dan ditempuh dengan uang dan kesemua itu tidak mencari kepada tolok ukur akan nilai unggul sebuah SDM.
- Panglima bagi Kehidupan sudah jelas akan ditentukan oleh Besarannya Pulus yang di pegang, ingatlah kejadian gempa Tsunami di Aceh, yang mengingatkan kita bersama betapa secepat kilatnya murka yang Maha segala Maha yaitu Allah SWT, dimana suatu nilai telah bergeser jauh dari nilai tersebut, Allah SWT akan senantiasa memberikan peringatan kepada kita supaya kembali kepada jalan yang benar serta diridhoi oleh'Nya, wa Allahu A'lam bisowab.
Gambaran diatas tersebut adalah sebuah bentuk kekhawatiran dari berlakunya nilai sosial yang jauh bergeser di era modern ini.
Siklus serta gambaran sebuah bentuk top kekuasaan yang akan timbul dan tercermin dalam alam dunia nyata sekarang ini, jelas tergambar dalam bentuk posisi apapun dalam jajarannya, adalah ;
- Orang yang berperan di tingkat atas tergambarkan sebuah siklus hanya di mobilisasi dan dikuasai oleh orang-orang yang tidak asing di mata publik.
- Kepandaian atau kepintar bukan menjadi ukuran atau tujuan utama untuk menduduki sebuah jabatan, yang penting ada kesediaan jumlah Uang atau Pulus dipastikan akan mulus serta pasti berhasil.
- Nilai dari pandangan sosial yang menjadi titik temu pada Multiple Titik Jenuh ini akan terkoreksi, terserap dan terapiliasi menjadi penyulut akan nilai ketidak Percayaan Rakyat dan Bangsa kepada bentuk serta aturan Kepemimpinan yang menduduki posisi jabatan-jabatan yang penting di Pemerintahan, akan menjadikan sebuah bentuk ketidak percayaan yang bersifat umum serta menyeluruh kesemua lini dan elemen nilai rasa dan ketidak percaya Rakyat dan Generasi Penerus Bangsa dan Negara, akhirnya bergulir untuk dan meminginginkan serta mengingatkan kapankah sebuah nilai aspirasi sederhana dari Rakyat untuk Rakyat, dimana aspirasi tersampaikan, keluhan dari tingkat bawah terkoreksi dengan baik dan titik jenuh merasa yakin akan kemajuan Generasi Penerus, Kemandirian Ekonomi tersalurkan, Mata Pencaharian Aman dan Tenang, Gampang Mencari Pekerjaan, Hidup tidak banyak terbebani oleh aturan dan penerapan dari segala bentuk nilai tambah dan penerapan pajak yang tida di situasi serta melihat kondisi Rakyat dan Bangsanya, Hasil Karya Anak Bangsa mendapat nilai yang sangat positif dimata sebuah Pemetintahan dan Terjamin, inilah gambaran sederhana dan tidak perlu kalimat muluk dan janji dewa, sederhana dalam tindakan, positif, realita, fakta dan nyata terlihat langsung oleh Rakyat untuk Rakyat, Generasi Muda Penerus Bangsa dan seluruh Elemen Bangsa, inilah sekelumit Bangsa yang majemuk dan sebuah Bangsa yang besar, yaitu Bangsa Indonesia.
- Pemerintah hanya memerhatikan nilai yang terkandung dan serta hanya membela dan melindungi semua bentuk dan aturan yang ada hubungannya dengan plat merah atau pengusaha [arti sebuah kiasan] atau lingkup hanya di pemerintahan dari mulai perusahaan, pembangunan, pejabat dan kepemimpinan yang serius tertuju dan serta di hargai hanya kepada plat merah dan benderanya dan golongannya, sehingga kritik yang baik dan benar terhalang dengan lebatnya kelompok yang terlalu Pronisme serta Evoria golongan menjadi kaku dan lupa, tidak mendengar serta melihat rambu-rambu di jalan sedang berada dan bersama Rakyat dan Bangsa.
- Pembangunan kearah Kerakyatan, Swasta Nasional Pabrik maupun Konstruksi, Perusahaan Telekomunikasi Nasional minim dari perhatian dan mereka semua akan lebih menilai, lebih kecondongan, cenderung dan menghargai kesemua aturan muncul karena kedekatan pada gambar plat merah serta cakupan Aseng tersebut.
Sampai saat sekarang ini Rakyat mungkin sudah banyak penilaian dari kaca mata serta rasa sensor mata hati dari Rakyat sendiri dimana bentuk semua kekuasaan tersebut adalah dari mereka untuk mereka [no dati rakyat untuk rakyat], akankah yakin dan sangat pasti di dekade yang akan datang Rakyat seluruh Indonesia masih setia untuk percaya dan memilih kembali yang saya ulas secara sederhana mulai dari diatas trsb, itulah gambaran pencapaian yang dibentuk atau dibuat oleh ulah mereka sendiri serta golongannya, dan jangan sampai menyalahkan Rakyat dari bentuk sebuah rekayasa apapun yang akan digunakan untuk menutupi hal kebohongan dari semua itu, maka kebohongan tersebut akan mencuat dengan sendirinya atas seijin dari yang mempunyai atas segala Hak dan atas Kebesaran'Nya yaitu Allah ﷻ,
والله اعلم بالصواب.
Semoga apapun yang diinginkan oleh kita bersama dan Rakyat senantiasa berjalan dalam koridor yang benar kepada para pemimpin di atas supaya apapun yang di pilih nanti murni dari Rakyat untuk Rakyat dan kembali lagi menjadi Rakyat, itulah siklus dan matarantai yang sesungguhnya, semoga seluruh Saudara-Ri Nusantara tetap eling lan waspada,
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبَّ العَـــالَمِين.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
05 Jul 2020
04 Jul 2020
26 Aug 2020
29 May 2020
10 Sep 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020