Misteri Peesahabat Di Makam Batu Layang Pontianak
Perjanjian Misteri Persahabatan Di Istana Makan Batu Layang Pontianak.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Di Tempat pe- Makaman Kesultanan Pontianak di Batu Layang letaknya kalau tidak lupa, dari pontianak sebelum Tugu Khatulistiwa maklum sudah berselang 14 Tahun yang lalu.
Kalau tidak salah sejarah batu layang tersebut adalah saat Sultan Pontianak hendak menyunting Anak Raja Mempawah yang masih keturunan Bugis atau Trach dari Kerajaan di Sulawesi, konon menurut cerita barang siapa bisa melepar batu tersebut akan sedianya di nikahkan dengan putrinya tersebut, itulah cuplikan cerita menurut sedikit teropong inti karomahnya [Batu Layang] Batu Melayang karena di lempar oleh Sultan Pontianak tersebut, kalau melihat jaraknya Pontianak ke Mepawah memakai kendaraan mobil kurang lebih 3.5 Jam perjalanan, dan batu tersebut konon kelihatan oleh orang awam itu sebesar atau gedenya 5 x besar mobil Dam Truck ban 10, itulah perkiraan sebuah pandangan awam, Maka oleh Sultan Pontianak dilemparkan dan persis jatuh di tepi Muara Sungai Kapuas, disitulah terjadinya cikal bakal sebuah Istana Makam Batu Layang, sampai sekarang Istana tersebut merupakan sebagai warisan Kesultanan Pontianak yang ke tiga (3) setelahnya Istana Kadriah dan Mesjid Sultan Abdurrahman, dari sejarahnya Istana Makam Batu Layang karena dulunya dilempar dari arah Mempawah itu menjadi dan membentuk garis lurus mulai dari timur ke berat, itulah isi karomah dan Ilmu Laduni orang terdahulu dan bisa dibuktikan sampai sekarang, batu tersebut bukan juga sebuah batu tapi bagi yang mumpuni Ilmu di dalamnya batu tersebut adalah merupakan sebuah "Goa" sebuah tempat bertapa dan konon tempat tersebut sangat angker sampai sekarang, itulah teropong kali ini, kenapa saya bercerita mengenai sejarah ini karena saya ada keterkaitan pada perjalanan yang terkadang misterius atau tidak juga menjadi masuk pada akal dan naluri kita.
Para saat itu apalah artinya sebuah persahabatan apabila didasari dengan sesuatu kebaikan, ketulusan serta keikhlasan pasti itu semua akan menjadikan buah jalan baik yang serta manfaat buat timbal balik sebagai suatu persahabatan tersebut, saya juga menyetujuinya dan juga tidak ambil banyak pemikiran dari semua hal tersebut, maka terjalinlah persahabatan tersebut dengan Nama seorang Kakek/Sepuh [yang buta tidak bisa melihat, tapi Ilmu dan ketajaman pikirannya lumayanlah] untuk nama saya tidak bisa mempublikasikan karena terlalu bersifat personaliti, saya sendiri saat itu mungkin sangat welcame apabila untuk kebaikan [tidak ada sikitpun rasa negatif dalam alam pikiran saya saat itu], Istana dan Makan Batu Layang adalah sebagai tempat makan khusus bagi seluruh Keluarga Kesultanan yang dimakan di tempat itu, apabila kita menghadap ke arah Sungai Kapuas/Muara di sebelah kiri Sebuah Batu Besar yang dilempar oleh Sultan Pontianak di sebelah Kanannya saya ada Masjid dan komplete tempat mandi, mencuci, bersuci dan berwudlu di umpagan tangga mulai dari pinggir sungai sampai di mushola dan disampingnya ada tempat beristirahat, persis dibelakang kita berdirilah dengan megahnya tempat pe-Makaman Keluarga Sultan Pintianak dan didalam seperti bangunan Masjid yang bersih.
Makam-makam Keluarga Sultan ;
- Sultan Syarif Abdurrahman
- Puteri Utin Chandramidi [Istri point.1].
- Sultan Syarif Kasim [Istri dan Keluarganya].
- Sultan Syarif Usman [Istri dan Keluarganya].
- Sultan Hamid I.
- Sultan Syarif Yusuf.
- Sultan Syarif Muhammad.
- Syecha Jamilah binti Mahmud Syarwani [Istri pont 7] gelar Maha Ratu Suri.
- Sultan Syarif Thaha Alkadri bin Syarif Usman bergelar Pangeran Negara.
- Raden Ajeng Sriyati bergelar Ratu Negara [Istri point 9].
- Sultan Hamid II.
- Syarifah Fatimah binti Syarif Muhammad bergelar Ratu Anom Bendahara.
Pada mulai zaman dahulu sampai dengan saat sekarang ini masih terpelihara'Nya Upacara Adat-istiadat Khusus Pemakaman Para Keturunan Sultan Pontianak yaitu dengan menggelar Perarakan Perahu Lancang Kuning di atas sungai Kapuas.
Berlanjut kepada cerita Sebelum menjadi sebuah persahabatan, saya ada yang sedikit mengganggu atau ada yang diberi/mengirim penyakit menyerupai panas yang terasa di atas permukaan daging dan dibawah kulit saya, sampai mencari petunjuk dengan seorang Guru Al-Hikmah [ada juga lokasi pesantrennya] di sebuah bukit di dalam hutan belantara jevsebelah utara Kota Ngabang yang terdapat sebuah air terjun di atasnya, perjalanan kesana bisa dilalui oleh sepeda motor lama perjalanan 1.5 Jam dan sisanya dengan berjalan kaki kurang lebih 1 jam perjalanan baru sampai di sebuah bukit yang ada air terjun tersebut, [maka sebelum perjajanan seluruh badan di balur memakai remason] karena tidak ada kesediaan tembau disana, karena menuju kesana pada posisi malam hari dan diperjalanan banyak Pacet dan Ular, dikiri kananpun banyak pepohonan yang konon tidak boleh diganggu atau sembarangan memetik daunnya wa Allahu A'lam bisowab, singkat cerita bahwa saya ingin membuktikan dari bahan apa sebuah panas tersebut sehingga rasanya tidak bisa untuk tidur atau istirahat, yang isinya diantaranya adalah :
- Daun Bala setan sudah kering yang ada di sebuah perkampungan Dayak Dalam.
- Di buat racun di remas dan dicampurkan dengan sebuah minuman.
- Efek rasa panas menjalar ke seluruh tubuh, tubuh menjadi kurus serta kering dan mengakibatkan mati secara pelan-pelan.
- Disamping memberikan efek panas jadi juga membawa linglung ke alam pikiran kita dimanapun kita berada.
- Cuman Alhamdulillah masuk dan efek ke tubuh saya hanya sebatas tangan sampai ke sikut, apabila melewati batas tersebut, tidak tahu apa yang akan terjadi, mungkin sedikitnya akan dirasakan pada mulai dari point 1 s.d 4 tadi diatas, wa Allahu A'lam bisowab.
Atas tekad tersebut saya ingin ketemu dan menemui kepada siapapun Dukun yang mengirimkan, Maka dari petunjuk itulah saya dipertemukan dengan seorang Bapak Tua Yang Buta, yang bertempat diseberang Kampung Beting [Kampung Misteri/Serang Kandang Preman di Kota Pontianak] dan tidak jauh dari situ tempatnya terus menuju arah selatan dan akan ketemu sebuah Gang yang ke 4 masuk gang kearah timur, kalau tidak lupa sebelah kiri dari Jalan [sendiri saya kesana], saya tidak sebutkan bagaimana cerita panjang kebarnya yang penting dihadapan dia cuman hanya berkata tidak kurang dan tidak lebih, "Mohon maaf Pak saya datang kesini saya bersedia mati dihadapan Bapak sekaligus kalau memang sudah menjadi takdir saya berada di tangan Bapak", itulah yang saya sampaikan kepada Bapak tersebut dan saya ini yang telah kirimkan sebuah daun dari bala setan walaupun itu hanya sebuah suruhan dari orang yang jail ataupun sirik kepada saya, si Bpk itu lama terdiam [leng leng resmi sejatining Katon.....] Itulah umpama sikap ungkapan dari seorang Dalang, dan semenjak itulah si Bapak meneteskan air mata dan memeluk erat diri saya memohon maaf atas tindakannya, selanjutnya menjadi sebuah persahabatan antara seorang Kakak dan Adik yang di buatkan sebuah ikrar perjanjian di Istana Makam Batu Layang [cuman si Kakek trsb, dari Ilmunya sdh kena Dam dibutakan dengan Ilmunya] padahal beliau masih keturunan ke empat (4) dari Sultan Banjar [Sultan Guru] dari Kalimantan Selatan yang terkenal dengan keunikan batu permata dan berbagai macam batu Ali yang beraneka ragam yang sangat tinggi harganya, dan dari mulai hal tersebut diatas ada batasan-batasan ilmu dan kekuatan yang tidak bisa sembarangan dipergunakan semaunya, dan semua persoalan pada saat itu dari semua pihak saya sudah saya saling memaafkan dan tidak ada satu titik perselisihan yang menjadi berkelanjutan dari itu hanya ada adalah semua sebagai sebuah sahabat Trach Dynasti Prasasti harus terus terjalin di se-Antero Nusantara Raya, آمين يارب العالمين
Setelah beberapa waktu agak lama menjadi sahabat, beliaupun memberikan beberapa Ilmu atau apa saya senduri kurang begitu paham dengan yang diberikannya [karena diberi maka saya terima dengan baik], antara lain : Buluh perindu [sisik ular Kapuas], kopiah hitam/songkok yang sudah usang dan ada beberapa yang dikasih oleh beliau, karena dari seiringannya barang tersebut dibawa, danbsering juga diberikan mimpi-mimpi yang aneh dan diluar logika serta sangat misteri setelahnya menerima barang tersebut, antaranya mimpi dan kenyataan yang telah dialami, antara lain :
- Sebuah misteri mimpi bercinta dengan Ular yang sangat besar di dasar sungai Kapuas dan saat terakhir di bawanya terbang dan menyembul muncul diatas Sungai Kapuas sampai terbang ke atas Sungai tersebut.
- Apabila masuk pada malam Jumat sering datang memimpikan seorang gadis yang menangis yang sangat sedih dan pilu yang datangnya dari arah atap rumah dalam mimpiku.
- Kejadian ke tiga (3) saya di berikan sebuah kunci lemari, yang dikatakannya bahwa didalamnya ada berisi Uang atau Harta Karun, cuman sebelum menerima kunci yang diberikan kepada saya dan sebelum niat handak membukanya saya memberikan 3 Kata Pertanyaan adalah :
- Harta atau Uang ini hanya sebuah Nikmat Lihat Saja.
- Harta dan bentuk Yang nanti saya buja ini hanya sebagai Nikmat di Raba saja.
- Harta dan Uang ini menjadi satu kesatuan Nikmat Lihat, Nikmat Raba, Nikmat diRasakan dan Nikmat dalam untuk di belanjakannya, si Bapak tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan saya, beliau sambil terbengong-bengong meraba-raba penglihatan kepada saya karena Beliau kan buta, dan mulai dari situlah sesuai dengan penilaian Bathin saya, Maja semua apa yang dikasihkan ke saya di kembalikan semuanya mau itu bentuk Ilmu berbentuk batang maupun apa sudah didikan kebadan saya, itu hanya sebuah kemungkinan dari semua bentuk Ilmu Hitam dan semua saya harus dan akan di kembalikan kepadanya, saya saat itu hanya menginginkan sebuah Ilmu Kharomah yang datangnya dari Illahi Robby dan dengan tuntunan atau dibahasnya yang ada dalam Al'Quran [menjadi jelas kebenarannya], sayapun dicabut semua apa di serahkan kepada saya, saat itu melakukan shalat sunat 2 rakaat, setelah mewuridkan yang beliau kasih saya tidur di atas sajadah yang bekas shalat tadi kepala di sebelah barat di tutupi samping baru beli dan ditaburi oleh beras hitam dan merah dalam posisi telentang seperti orang meninggalkan posisi tangan di dada, lalu beliau mencabutnya, tapi subhanallah rasa saat itu lemasnya hampir tiga hari dan makan minum air putih dan hanya bubur nasi, semua terasa tidak ada daya dan upaya hanya merasakan lemas dan pikiran yang sangat kosong melompong.
Itulah sekelumit pengalaman di Hutan belantara dan Kota Pontianak Kalimantan Barat, semoga bisa manfaat dan menjadi arahan yang tepat dalam mencari nilai karomah yang positif dan serta berziarah kepada para Keluarga Besar Sultan Pontianak di Istana Makam Batu Layang di Kota Pontianak [untuk mengingatkan kita pada Leluhur Para Raja dan Sultan Nusantara, apabila dari Pontianak ke Makam Batu Layang kurang lebih 1.5 jam perjalanan sudah sampai di Makam Kesultanan Pontianak tersebut, salam berwisata dan ber-travel ria dalam hal menyambung benang merah para leluhur Trach Dynasti Prasasti Nusantara Raya.
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
09 Jul 2020
06 Jul 2020
26 Aug 2020
29 May 2020
10 Sep 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020