Kisah Pangeran Mencari Pengganti Prameswari
28 Jul 2020

Pengganti Seorang Prameswari

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Beberapa ujian serta cobaan datang menerpa silih berganti, dari yang berat dan serta yang ringan sudah tak terhitung jumlahnya, semua itu tidak akan serta-merta akan menyurutkan niatku serta perjuanganku untuk menghentikan atau menjegal apapun yang mehalangi atau merintangi semua yang menghadang di hadapan perjalananku, selama masih dalam agenda lingkup dari pokok untuk memperjuangkan sebagai bahagian dari sebuah hak dan untuk membela sebuah kemaslahatan Umat yang akan tersirami di alam Nusantara Raya ini.

Tidak sedikit ujian yang menyudutkan sebuah jati diri terhindarkan dari kelompok serta persaudaraan, direndahkan dan bahkan di remehkan dalam lingkup pergaulan, dan semua bentuk godaan dalam titik yang paling terendah dalam suatu kehidupan dan penghidupan sudah senantiasa biasa dan dialami, dari mulai keadaan diri sampai tidak ada nilai kehidupan atau sebuah harga di lingkup Masyarakat, itu sudah menjadi merupakan bahagian motor dari kehidupan, serta sudah terbiasa terendahkan dari sisi kehidupan ini, sampai titik nadir ini yang aku jalani pada sebuah kehidupan tidak memegang sedikitpun bekal, sampai-sampai ke bahagian dari keluarga Kerajaan terpisahkan, dari Prameswari terjebak pada dan menjadi tahanan Ghoib [dukun ilmu pelet hitam], dalam usahan dan upayanya untuk aakan bisa menjatuhkan semua reputasi yang telah Diperjalankan oleh Sepuh dan Pinisepuh [niat  sertanya dari dukun itu hanya ingin membonceng dari keberhasilan Sang Putra Mahkota nantinya], karena dari wujudnya dukun tersebut  tidak punya apa-apa dan bukan dari seorang turunan trach tapi dialah cerminan dari iblis akan ilmunya yang menyelamur dan menjerumuskan Prameswari yang menjadi tahanan wujudnya, keadaan ruhnya sudah di tahan disuatu tempat dan kemungkinan, lama kelamaan jasad itu sebagai tempat atau menjadi wadah jin dan setan dari sematan dari dukun yang bisa diperintah oleh dulunya tersebut.

Perjuangan ini untuk mendorong segera lahirnya serta terwujudnya sebuah manfaat dari pemanfaatan Tatanan Umat Titisan dan Warisan Leluhur Nusantara, sebuah tatanan dan rangkaian umat yang senantiasa di pikul dari perjuangan serta sebuah perjalanan ini, kembali kepada sebuah gagalnya ujian dari seorang Prameswari itu sudah menjadikan takdir alam yang sedang ditunjukan kesalahan serta kebenarannya oleh Allah SWT diatas muka bumi ini, bahwa dari sisi segi ujian, sudah jelas tidak kuat akan ujian dari seorang Prameswari dan tahan akan cobaan tersebut, jelas akan membawa sebuah kemunduran dari perbuatan tersebut, akan tetapi dari kejadian tersebut sudah mencerminkan bahwa dirinya hanya cukup hanya bisa berjuang sampai pada sisi atau titik dan serta bagian itu sajah, atau dikatakan [tamat-selesai-the and], berarti perjalanannya telah sampai atau selesai tiba dari sebuah jurang kekeliruan dan sebagai pengikut godaan iblis atau setan dan merupakan jadi wadyabalad para Kurawa, yang memang mereka persiapkan untuk sedianya selalu untuk menjegal hal pekerjaan yang mulia dan manfaat, kita tinggalkan seorang Prameswari yang sudah jatuh kejurang kehinaan bersama pengikut iblis atau Dajjal [sulit untuk dapat bisa diangkat serta untuk di sembuhkan dan apalagi sangat berat untuk di tolong].

Dengan cerita dimaksud bahwa Sang Pangeran diberi kesempatan untuk mencari dan menggapai Prameswari pengganti yang akan menunjang tugas pokok Sang Pengeran kelak dalam mengisi perjalanan serta tugasnya yang akan datang untuk mensupport Sang Putra Mahkota yang akan muncul dipermukaan, Sang Pangeran sedang berdoa siang dan malam serta saat ini sedang menunggu seorang Bidadari cantik yang diutus oleh seorang malaikat di atas langit untuk segera bisa menolong, mengangkat serta menggapai Sang Pangeran untuk melanjutkan perjalanan yang sangat Unik, Natural, Misteri, Kaidah Titisan Leluhur, serta juga bentuknya yang sangat Rahasia untuk mengangkat derazat serta kebaikan yang mulia buat Umat yang bisa menjadikan Negeri yang rahmatan Lil alaamiin, yang tersirami di seluruh Nusantara.

Digambarkan ada beberapa kata kunci dalam perjalan yang sering melibatkan beberapa tokoh-tokoh Para Leluhur Rajya-Rajya yang ada di Nusantara, untuk menjadi pedoman dan batasan dalam menyingkapinya adalah :

  1. Setiap tokoh perjalanan akan selalu mengaku dan menamakan dirinya tokoh sentral mulai dari menyebut Ratu [apabila para Kaum Hawa] dan Pangeran ataupun bentuknya seorang Nama Raja [bagi Kaum Adam].
  2. Dalam suatu pertemuan dalam pada saat dalam perjalanan, akan pasti dirinya mengatakan tokoh ini dan pernah ketemu, disuatu tempat dan hati-hati itulah yang menjadi modus distorsi dari rendahnya menjadi sebuah pengakuan, dannakhirnya mereka terbelenggu pada distorsi saking jodoh menjodohkan, padahal dari bentuk perjalanan tersebut adalah tugas amanah, mulia dan seharusnya terhindar dari perbuatan-perbuatan ayang mengarah ke arah itu.
  3. Akbat dari semua pertemuan hanya mengajurkan dan menyelaraskan sesuatu yang tidak masuk diakal, akan membuat dan akhirnya menyimpang dari niatan perjuangan yang sesungguhnya, jadi hanya sebuah kamuplase menghalalkan dari kata saingbketemu dalam ghoib, sebetulnya pembentukan kultur yang menjerumus ke tidak terpuji dalam sejarah Leluhur, Titisan dan Trach Prasasti dan Dinasty.
  4. Sebetulnya sedikit yang menuju kepada titik suatu hal yang benar secara Ghoib dan terbukti secara fakta, nyata, logika dan realita, apabila suatu bentuk sudah dilihat dibuktikan dan dioraktekan secara nyata itu kemungkinan bisa merupakan sebuah kebenaran, terkadang pada posisi inipin juga perlu diwaspadai apabila terjadi adanya kamuplase bentukan yang dibangun untuk mengelabui diri sendiri serta golongannya.
  5. Menarik kesimpulan pada cerita sang Pangeran Mencari Pengganti Pameswari dalam cerita diatas, bukanya mencari sosok Ratu Centring Manik, NM Ratu Subang Larang atau Ratu Gandasari yang diubek-ubek untuk mencarinya di setiap tempat, itu sudah salah kaprah, karena Ilmu Laduni Sang Pangeran [Satria] akan mencari seorang Bidadari Yang Canthiku yang datang dari Atas Awan yang sengaja turun ke bumi yang rendah untuk menolong serta menggapai, bidadari Chantik itu cerminan yang sangat genius, Jujur, Pintar, Punya Kepribadian, Menjiwai Cerminan Wanita Nusantara, dan setelah benar, cocok serta selaras dari wadah itu semua, baru menselaraskan karomah-karomah yang terbentuk dalam tokoh diatas menjadi sebuah wadah menyatu dalam syareat jiwa raga serta rohani, itulah bentukan yang alami yang akan di tarik lurus dan secara ilmu untuk menjalankan syareat'Nya, seiring Karomah'Nya dan atas dasar sebuah Hakekat yang datang'Nya dari Maha segala Maha yaitu Allah ﷻ, Aamiin.

Jadi berdasarkan kepada Point 5 [lima] dimaksud bahwa seorang pangeran berhak menjadikan sebuah Prameswari yang sesuai, cocok, serta terselarasi dari bentuk semua keilmuan dalam apingan serta arahan dari Para leluhurnya [dirinya Pangeran sendiri akan senantiasa menyaring dan menuju sesuai nalurinya pada seseorang yang sangat tepat serta cocok].

Jadi dalam hal saling jodoh menjodohkan dalam perjalanan akan menjadi sebuah bentuk kekotoran yang membawa sebuah bencana, karena karomah dan syareat dari Para Leluhur dan Titisan dari Para Sepuh dan Pinisepuh itu tidak sembarangan karena mereka Suci, Bersih, Tulus serta Ikhlas dalam menggodok Para Satria serta Srikandi Saudara-Ri di seluruh Nusantara, untuk mewujudkan Tatanan Nusantara serta Negara Indonesia yang selaras dengan sytem Tatanan Kepemerintahan yang benar, tapi bukan karena pengaruh Politik-politik yang di Politisir yang sekarang ini kurang selaras dengan hati Rakyatnya.

Kejadian ini akan membawa kepada suatu titik dimana kebdholiman di tunjukan dan di sisi lain yang teruji akan mendapatkan berbagai guncangan kejiwaan terutama kepada seoran Putra Mahkota, tapi mudah-mudahan Sepuh dan Pinisepuh serta semua Para Leluhur Nusantara senantiasa mengaping dan ngajaring pada sesuatu Trac dan Koridor yang baik dan benar sesuai dengan cita-cita dan keinginan Leluhur Nusantara dan Bangsa,

 آمين يارب العالمين


Dalam lingkup perjalan ini masih terus berlanjutnya sebuah cobaan dan ujian terus akan senantiasa menghinggapi kepada setiap pelaku serta bentuknya serta kepada tujuan yang baik serta mulia akan tetap dan terus teruji dan ditempa, semua tempaan dan ujian itu akan menjadikan suatu bilah pedang yang akan terasah dan tajam dalam menghadapi segala rintangan di masa depan.

Cerita ini diangkat dari Perjalan Cerita Raja Raden Wijaya yang terpisahkan dari kedua orang tua, menjadi seorang pemuda pesuruh atau terkenal dengan nama Joko Sesuruh karena memang sudah haknya, maka tetap beliaupun akan menjadi seorang Raja Majapahit yang terkenal saat itu

Itulah contoh dimaksud menjadi bahagian yang cerita yang sesungguhnya serta dialami dan sedang di perjalanan dalam cerita ini.



Jaja Juharja

Senin, 27 Juli 2020

Salam Siliwangi Terakhir

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.

*Cerita ini diangkat menjadi cerita fiksi Kerajaan, agar supaya menarik dalam menyimak ada sedikit selipan sejarah, Ratu serta Perjalan Leluhur Bangsa, untuk mempermudah menyimak.

" Galeria dan Collection', yang bisa 

   cocok cincin yang saya