JERITAN HATI RAKYAT
HATI RAKYAT SEDANG MENJERITAN
SILAHKAN KAMU SEMUA MEMILIH
Please, Your all Choose
Dari pengelompokan yang ber-Pakaian, yang berseragam, bahkan Tahta, Harta, Usaha, Bisnis, Pengusaha, Perusahaan bahkan maupun Jabatan dan dengan segala bentuk dan ornamennya, itu bukan merupakan menjadi jaminan bagi seseorang yang Amanah, kebanyakan karena harta, tahta dan kekayaan akan membawa dan terus melakukan kejumawaan, kesombongan, merasa lebih dari keakuan dan Berkuasa Sesukahatinya.
Karena semua itu akan kembali kepada jati diri yang sebenarnya, dan kita gambarkan sesuai dalam kehidupan, diantara adalah :
- Gambaran sebagai Makhluk yaitu mulai dari pangkuan Ibunda tercinta tergambarkan (Bayi, Dewasa, Tua), bisa juga gambarannya dari masa Bayi (Lemah), Dewasa (Kuat) dan Tua (Lemah) semua akan menjadi lemah seperti awalnya.
- Kalau di Gambarkan dalam arti kehidupan Manuasia itu sendiri akan tergambarkan (Lemah-Kuat-Lemah).
- Dalam bentuk usahapun sama pada mulai (Lemah) diawali mulai merangkak, (Maju) mencapai usaha tertinggi, dan akan kembali melemah lagi bersamaan dengan waktu, karena sudah banyak pesaing (Menurun/Lemah).
- Kalau Kita Aplikasikan Kepada Sebuah Jabatan dalam satu perusahaan, dipastikan mendapat formula yang sama menjadi 3 fase yang berbeda, (masih Staff) berlanjut menjadi Pimpinan (Top Manager Perusahaan), dan kembali menjadi (Pengsiun).
- Begitupun kita menjadi berpolitik atau kedudukan di masyarakat mau itu TNI-POLRI, Anggita DPR-MPR, PNS, Jabatan Politik, akan mendapat formula yang sama, tadinya atau awalnya sebagai (Rakyat-Berkuasa-Rakyat), disinilah akan mendapatkan bentuk pelajaran dari skema formula tersebut adalah dari Rakyat akan kembali Menjadi Rakyat kembali, dan kekuatan yang sangat besar berada di tangan Rakyat.
- Jadi dengan beberapa gambaran dan contoh dimaksud, kita menjadi individu akan selalu menjungjung tinggi mempunyai cita-cita ingin selalu mengangkat, membela, melindungi Rakyatnya, jadi intinya adalah bukanlah membela Kelompoknya maupun yang Punya Penyogok, karena kelompok itu hanya suatu wadah politik atau kendaraan hanya untuk menyatukan misi, dan wadah bukan untuk menjadi sebagai alat yang berusaha untuk akan Menakut-nakuti, Mengintimidasi, Mengadu Domba, Menindas, Memaksa kehandak, Membodohi, Memprovokasi dan atau apapun bentuknya yang akan merugikan kepada Rakyatnya.
- Seharusnya Rakyat bebas berpendapat, bersuara, menilai, dalam semua hal positif, kreatif dan hal prinsip kritik yang membangun atau menuju perubahan yang lebih baik, dan ada beberapa teriakan yang sangat positif dan membangun diantara, yaitu ;
- Kami yakin Rakyat berpendapat dan berteriak hanya meneriakan isi perut yang akan di makan hari besok.Rakyat teriak karena disitu sudah tidak ada keadilan yang berpihak kepada kebenaran.
- Rakyat bingung mengikuti aturan yang tumpang tindih dan berubah-ubah, didalam masa-masa sulit dan menghadapi pahitnya kehidupan yang makin jauh dari keberpihakan.
- Rakyat teriak bagaimana masa depan kami apabila kalian (Pemerintah) hanya melulu memikirkan Partai, Perut Mereka Sendiri, Saudara Mereka Sendiri, Golongannya, Menumpuk Kekayaan Pribadi dan Kelompoknya, sedangkan kami (Rakyat) akan mendapatkan atau kebahagian apa dari Penerintah, karena tadi diatas sudah habis dan di rongrong oleh kroni-kroninya yang tidak bertanggungjawab dan tidak punya keadilan dan Adab.
- Rakyat berteriak pasti ada sesuatu kewenangan yang tidak relevan di Daerah itu wajar merupakan bentuk positif kehawatiran yang sedang ada dan bergulir di tengah-tengah kehidupan Masyarakat.
- Rakyat berteriak adalah duat kewajaran dan masuk akal, disaat semua Perusahaan, Pabrik, Rakyat sedang menghargai aturan PSBB dan Lockdown dari Pemerintah, dan pada saat itu pula (Pemerintah) yang membuat aturan trsb, seenak sajak dalam posisi tersebut memasukan TKA ke dalam negeri, itu jelas suatu bentuk pelanggaran menyakiti hati Rakyat [Nyata, Fakta dan Logika], nalar itulah Rakyat melihat dan membaca dan mencerna hal point 5 (lima) ini.
- Rakyat berteriak seharusnya, dimusyawarahkan dan didudukan dan utuslah bagian atau wakil Pemerintah kesana atas utusan yang berwenang untuk membawa hasil dialog, yang isinya menjadi acuan atau menjadi pertimbangan Pemimpin di atas, inilah sebagai cerminan bagi seorang pimpinan dan bawa Point-point yang dianggap resah oleh Rakyat, berilah putusan dan kebebasan untuk berpendapat selama pendapat itu benar [jangan benar itu menjadi pembenaran bagi pendapat dari seorang Pemimpin yang memimpin] seharusnya sesuai aturan itu tidak menabrak aturan mereka sendiri yang buat dan aturan adat budaya yang ada di Masyarakat.
- Bentuk teriakan Rakyat dari gabungan dari point 1 (satu) sampai dengan point 14 (empat belas) ini bagaimana nasib Anak cucu kami (Rakyat) pada masa ini sajah sudah sangat sulit, bagimana kita membayangkan ending dimasa yang akan datang, karena Rakyat bukan berpikir hanya untuk saat ini tapi bagaimana kedepanya, dan berbeda dengan kalian yang duduk di bangku-bangku empuk kekuasaan jangan sampai menjadi, antara lain ;
- a. Sedang Aji mungpung.
- b. Kesempatan lagi berada diatas kursi kekuasaan.
- c. Memperkuat pamor untuk biaya calon berikutnya.
- d. Menumpuk bekal bagi perut sendiri serta golongannya.
- e. Menjadi arogan dan kejam kepada Rakyat tidak sedikitpun terasa terbersit dirinya berasal dari Rakyat.
- Pendapat Rakyat yang terakhir kembali kepada New Normal yang Bapak-Bapak dan Puan-Puan yang terhormat, pastinya tidak akan semudah membalikan tangan dari posisi sudah tidak bekerja dan kembali bekerja itu lebih banyak resikonya diantaranya :
- a. Perusahaan sudah bangkrut.
- b. Rakyat dalam foto suatu gambaran sedang memanen sawah itu lebih banyak menjadi seorang buruh tani, dan yang mempunyai lahan itu adalah bisa dihitung dengan jari, jangan dikiranya Rakyat Panen banyak duit itu sedang mencari Upah dan Buruh Tani, sekedar buat makan hari ini dan hanya sebuah gambaran ( ilustrasi sajah ).
- c. Cari pekerjaan baru tidak semudah Bapak, Puan, PNS bayangkan, faktor yg umum diantaranya ; pasti kemana-mana akan memerlukan biaya, ongkos, paktor usia, faktor keadaan dan keahlian yang dimiliki dan faktor lowongan yang ada atau tersedia berbeda dengan keahliannya, kejadian dilapangan tidak semudah yang Anda bayangkan atau petakan di pemikiran yang ada pada Bapak dan Puan-Puan yg ada diatas.
- d. Semua Proyek lebih optimal dan lebih percaya dari Bapak dan Puan-Puan lebih baik menadatangkan TKA dari pada memakai Tenaga lokal akan lambat, rugi dsb alasan Bapak serta Puan-Puan diatas, jelas dan nyata terngiang, tercatat (ter-record) di hati Rakyat, Rakyat tidak tuli dan tidak buta.
- Rakyat akan berteriakan yang sudah paling terakhir, adalah yaitu teriakan Rakyat yang sedang lapar, stres dengan berbagai aturan yang tumpang tindih, serta bagaimana caranya Anda-anda (Puan-Puan dan Tuan-tuan serta Bapak-bapak YTH) untuk bisa dapat menenangkan perut Rakyat yang sedang lapar (Ini Resiko yang point 9 yang sangat harus Bapak dan Puan-Puan pikirkan matang-matang dari sekarang pada Point 25 (duapuluh lima ini).
- Gunakanlah semua Baju-baju itu sesuai dengan Niatnya dan jangan sampai Niat mengotori baju itu sendiri dengan segala atribut'Mu atau warna baju itu sendiri dikotori oleh Niat Busuk atas dasar desakan hawa nafsu dan kealfaan, dan nantinya yang akan Mengakibatkan Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga, Anda.
Bapak, Puan-Puan, Tuan-tuan yang terhormat yang sedang berada di atas adalah merupakan Wakil Rakyat Kami, Dipilih oleh Rakyat, dipercaya Oleh Rakyat, Diperjuangkan oleh Rakyat, sudah selayaknya berterima kasih untuk Rakyatnya dengan kata sandi Dari Rakyat Untuk Rakyat dan Bangsanya, Dari Rakyat kembali Menjadi Rakyat.
Jadikanlah, ukirlah seta torehlah Darma Bhaktimu agar supaya mendapatkan tempat yang terhormat di hati Rakyatnya, semoga tulisan ini menjadikan manfaat dan semua ikhsan dan makhluk di muka bumi ini tidak akan luput dari salah dan dosa, semoga kita tetap berada di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT, Aamiin ya Robb.
Berkibarlah "Sang Saka Merah Putih", Sudah Saat Kibar 'Mu Meberikan Keteduhan Rakyat Seluruh Nusantara" INDONESIA RAYA, Tanpa Pilih Kasih Akan Kibaran'Mu Tetap Di Hati Sanubari, Jayalah Ibu Pertiwi Dalam Naungan Nusantara Sakti, Pancasila Sakti dan NKRI Harga Mati, dan tetap semangat Merdeka, Kami Rakyat dan Bangsa tidak ingin berkibarnya di Negeri ini selain kibaran Bendera Sang Saja Merah Putih di Bumi Ibu Pertiwi ini.
Bentuklah Kekuatan
Dengan Kekuatan Kultur, Seni Budaya Kesukuan dan Adat Istiadat Daerah masih akan membawa kekuatan moral maupun moriil ber - Bangsa dan ber - Negara dan seluruh Rakyat Indonesia.
Ingat Kekuatan seorang manusia, individu atau makhluk di dunia fana ini akan tergolongkan kepada yang sifat Kuat atau Unggul, dan akan tetap menjadikan sebuah Kekuatan yang akan menjadi Kekuatan diantara dua Kelemahan.
Sesuai Firman Allah ﷻ dalam Al'quran Surat Ar-Rum Ayah 54 adalah :
۞ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
(Ar-Rum - 54)
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih, Asah Asih dan Asuh
Salam Rahayu
Salam Seroja
Salam Melati
Salam Padi dan Kapas
Salam Widi Ibu Pertiwi
Salam Nusantara Jaya
Salam Indonesia Raya
Salam Pancasila Sakti
Salam NKRI Harga Mati
Salam Mutiara Hitam Dari Timur
Salam Para Pejuang Bangsa
Salam Padjadjaran
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan dr Timur
Salam Kembang Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
05 Jun 2020
05 Jun 2020
26 Aug 2020
29 May 2020
10 Sep 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020
25 Nov 2020