Misteri Perjalanan Dari Bengkulu - Lubuk Linggau
20 Jun 2020

Mesteri Jalan Bengkulu ke Lubuk Linggau dalam perjalanan standar dari Bengkulu kota menuju ke lubuk Linggau kira-kira 3,5 Jam perjalanan waktu normal, di Bengkulu sebetulnya banyak destinasi daerah wisata disana ada yang besifat sejarah Tempat Pengasingan Bapak Ir. Soekarno, dan Benteng Marlborough [waktu keberadaan penjajahan Inggris di Indonesia], Pantai Panjang [panjang pantainya 7 km dengan pasir putihnya]. Ada beberapa Danau dan ada juga Air Terjun tingkat sebulan. memang Kota Bengkulu alamnya sangat indah serta panorama yang terbentuk dari bentuknya alam itu sendiri seperti keindahan pantainya, danau serta air terjun dan lain-lain.


Bengkulu kotanya sangat unik, kotanya sebetulnya kecil lingkupnya dan tidak terlalu luas, tapi luas akan daerah kabupatennya serta keunikannya dari sisi pandangan saya setelah berdialog dari beberapa masyarakat umum disana, diantaranya adalah :


1. Orang lebih akan menghormati 

    dari pada seragam yang 

    dipakainya apabila sudah 

    memasuki pada tanggal muda, 

    ini suatu kepastian di semua 

    tempat dikarenakan pada saat 

    itu PNS akan keluar untuk 

    membelanjakan kebutuhannya 

    karena baru terima gajian.


2. Dari 90% yang hilir mudik dari 

    100% penduduknya semua 

    menjadi orang pemerintahan 

    atau mungkin semua memakai 

    seragam macam-ragam 

    atributnya, mulai Seragam SD, 

    SMP, SMA, Perguruan Tinggi,   

    PNS, TNI dan Polri dan terlintas 

    dari pemikiran saya bahwa orang

    Bengkulu jangan-jangan 

    semuanya PNS [pemikiran yang

    ada di benak saya].


3. Pada saat tertentu di Kota 

    Bengkulu akan menghormati 

    bawaan plastik tertentu, karena 

    membawa sesuatu bungkusan 

    jumlah uang banyak atau tertentu

    untuk berbelanja karena 

    maraknya Para Petani Habis 

    Panen Raya Kopi [ini yang 

    menjadi ramai berbelanja di 

    pasar maupun pertokoan di 

    dalam Kota Bengkulu diluar yang

    rekreasi atau berwisata.


4. Filosofi dengan budaya Ngopi 

    inilah yang menjadikan andalan

    dalam negeri kita sendiri untuk 

    melestarikan atau menambah

    nilai tambah kepada nilai 

    semangat bagi kaum atau Para

    Petani Kopi di Daerah [dari geliat

    budaya kopi lokal atau daerah

    disamping sebagai kommoditi

    exsport.


5. Apabila perjalanan dari Lubuk 

    Linggau - Bengkulu pasti akan 

    melewati Kepala Curup, dahulu

    di daerah sana sangat horor 

    dengan bayangan keberadaan

    begal di sana, kemungkinan 

    pada zaman sekarang juga 

    masih ada gaungnya, karena 

    kalau pada kirasaran Tahun 2008

    - 2010 kendaraan lalu-lalang 

    sangat minim dan jarang sekali,

    apabila melewati daerah Kepala

    Curup yang situasi jalan sempit 

    dan berliku di perbukitan Curup

    dalam kondisi jalan yang kadang

    mendaki dan turunan tajam.


Penduduk kota Bengkulu sangat ramah dan baik, apabila berada di kota Bengkulu saya pasti nginap di Hotel yang lingkup sedikit Family atau kekeluargaan, walaupun kelihatan sederhana namun cukup bersih dan asri yaitu di hotel [saya lupa namanya] arahnya dari simpang Jl. Pembangunan ke arah ke kiri.


Malam yang misteri dan menegangkan yaitu pada malam itu juga harus berangkat dari Bengkulu, karena besok pagi sudah harus berada di Lubuk Linggau untuk mengejar keperluan yang mendesak, padahal saat itu waktu telah menunjukkan pada jam 22.00 [saat itu baru selesai bertamu di Rumah Pak Camat untuk minta surat rujukan IMB ke Bupati/Cc. Sekda Kota Bengkulu], karena di Lubuk Linggau Kadis Pelayanan Terpadu dengan Jajaran Sekda ada kunjungan ke Daerah cukup lama, jadi saya langsung berangkat dari Bengkulu, langsung jalan pada sangat itu juga ke Linggau, jalan sangat sepi sekali tidak banyak mobil berpapasan dan jalan yang searah berarti sangat kosong, pada saat itu jalan menurut saya dengan kecapatan normal tapi mulai keluar dari perbatasan kota Bengkulu malam itu cuaca penuh berkabut, dan anehnya kabut tersebut tidak menghilang sampai masuk ke daerah Bukit Ka'bah dan itu berarti sudah dekat masuk ke kota Lubuk Linggau, karena sudah sampai di Lubuk Linggau saya memastikan masuk hotel yang terdekat di kota agar supaya besok pagi jaraknya dekat untuk urusan besok pagi-pagi, yang sangat horor adalah kenapa jam berangkat tadi jam 22.00 WIB dan sampai di Linggau menunjukan jam 23.30 WIB [1.5 Jam di jalan], pada saat itu sudah masuk hotel di Lubuk Linggau, saya sempat juga bertelephone pada Bapak Camat yang di jl. Cimanuk Bengkulu [Surat dari Pak Camat sudah di TTD dan di Cap berarti sudah Fly-IMB] tinggal menunggu proses seminggu karena saat itu langsung menuju Linggau tentang urusan di Perijinan Terpadu Lubuk Linggau, karena Kadis Perijinan dan Sekda Lubuk Linggau akan ada Dinas Luar Kota dalam waktu yang lama [itu diberitahu sama kepala staff perijinan terpadu Lubuk Linggau], setelah setibanya di Linggau saya langsung telp Pak Camat, " kok Pak Jaja cepat sekali sahut Pak Camat di dalam pembicaraan telphone, karena setelah undur dari Rumah Beliau tadi menunjukan pukul 22.00 WIB dan saran Pak Camat agar supaya setelah sampai di Linggau untuk disempatkan menelepone Beliau walaupun keadaan sudah larut malam [itu pesannya Pak Camat], karena mungkin Beliau juga khawatir di perjalanan jalur tersebut banyak kejadian, dan saya juga menjelaskan kepada Beliau [Pak Camat] ini sudah berada di lobby hotel di Kota Lubuk Linggau, dan saya juga bicara nanti misterinya akan saya ceriterakan pada Bapak Camat apabila Minggu depan apabila sudah berada di Kota Bengkulu, sambil minum kopi di Rumah saya sahut Pak Camat sambil unjuk salam [Kabut Misteri Membawa Singkat Perjalanan]. 


Akhirnya Alhamdulillah semua urusan cepat selesai dan Pemerintahan Kota Bengkulu dan Lubuk Linggau kooperatif, cepat dan sangat membantu dalam percepatan semua perizinan, yang mengacu pada semua persyaratan dan aturan yang berlaku dan standar dari Dinas perizinan daerah sesuai dengan perhitungan koifisiensi Bangunan dan Ketinggiannya.


Begitulah misteri selama perjalan dari Bengkulu ke Lubuk Linggau pada tengah malam, pada inti perjalanan tersebut kita sebetulnya hanya menjalankan syareat dan Hakekat'Nya hanya dari'Nya, dalam syareat kita hanya bisa memohon dan berdoa, memohon akan keselamat dalam perjalanan dan disisi Hakekat'Nya di dalam mobil saya sendiri berkendara, akan tetapi secara kasat mata atau dari pandangan lahiriyah mereka bahwa yang melihat saya di dalam mobil kemungkinan melihat banyak orang, sehingga yang berniat jahil atau jahat selama dalam perjalanan dengan sendirinya akan mengurungkan niat jahat tersebut, itulah sekelumit dan sebuah arti Hakekat dari Allah SWT, Aamiin.



Jaja Juharja

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.

Salam Silih Asah, Asih dan Asuh.