Para Pengusaha Lokal, Berdiri Di Kaki Bangsa
31 Jul 2020

Pengusaha Lokal Menjadi Tiang & Motor Nasionalis Bangsa

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ


Sebagai bahan sebuah renungan beberapa menelisih begitu dekat yang tidak di publikasikan karena kebanyakan berkembang dari jiwa Pengusaha-pengusaha sekala kecil menengah dan Rumahan, kalau dilihat dari omzetnya sudah lumayan mapan dan bagus, diangkat dari beberapa pengusaha untuk mendapat formulasi atau sebagai bahan catatan untuk bisa dikembangkan atau mendapat sentuhan khusus, kepada semua Dinas Terkait atau Pemerintah yang berada di daerah penyangga atau kontribusi positif dalam bidang usaha kecil menengah dan home industri, aga supaya fokus konsentrasi serta keseriusan dalam mengangkat derazat serta mengembangkan usaha sekala kecil dan menengah, diantaranya saya ambil sebagai bahan contoh yang ada di daerah diantaranya dengan hasil rangkuman random, karena ingin memberi warna sebuah Ilustrasi akan kecintaannya sebuah bias Warna Nasionalis Rakyat yang Berbangsa atau menjadi penggugah Iqon Nusantara Raya [Nama NN sbb*Privasi], seperti di daerah Tasik, Ciamis, Lampung, Jawa Tengah, Palembang, Bogor, Banten dll.

Ketahanan dalam masa sulit dan terlepas serta terhindar dari belenggu campur tangan dan arogansi yang terkait dengan Pembatasan Gerak yang timbul akibat sebuah Iluminasi Corona Virus Novel dari Wuhan [Iluminasi=Khayalan tapi nyata ada, Corona=Ada dicampuran genetika Indikasi Laboratorium Wuhan bocor, Virus=Virus sdh dari dahulu virus Influensa biasa karena terbentuk, Novel=Cerita Pendek, Bersambung, Menyambung, Fiksi Ilmiah tapi nyata ada, menjadi buah bibir/sebuah cerita halusinasi, kepanikan publik/tunggangan politik dsb], kalau Si Wuhan kota asal serta kelahirannya.

Sorotan ini saya pisahkan satu sama lain supaya terhindar dari kata menjadi katanya atau sebagai fitnah, bisa juga menjadi keinginan kekeruhan publik, ketahanan Masyarakat dan Rakyat Indonesia menghadapi Issue Global Dunia yang terhembus dari system perbedaan Falsafah dan Dasar Negara dengan Negara Indonesia, sebuah arah angin dan coba ditarik lurus dalam benang merah ini adalah, antara sebuah Kepentingan, Kenyataan Virus, Hiruk-pikuknya Pencegahan, Profesionalisme Tingkatan Menteri atau Pembantu Presiden, Arogantisme-Egotisme-Disposisitisme-Individulisme-I am is Mine-[face-to-face attitude], efek sikap yang akan timbul diatas permukaan kaitan majemuksitas suatu keputusan dan penanganan yang menjadi tumpang tindih dalam arti kewenangan tadi [jadi tidak sejalan atau natural], akhirnya menjadi intruction yang membias menjadi mengarah kepada disfungsional sebuah tanggungjawab individu bawahan kehilangan moment yang tepat pada sebuah instruksi yang seharusnya menjadi tanggungjawab bersama dalam arti yang dalam [Melindungi, Mengarahkan, Menjembatani, Menyayangi, Mengobati, Mengayomi, Menjaga, Membela, Membantu, Menyirami dan serta Mentauladani Rayat'Ku-Bangsa'Ku-Negara'Ku], dalam kata 'Ku diatas menjadi sebuah Figur-Figuran-Figurasi atau sematan Indah, Jujur, Suci, Ikhlas dari sebuah cermin yang sederhna dari Para Individual, Pejabat, Para Pemerintahan serta Wakil Rakyat untuk back to Basic di dalam hati sanubari, Bahwa Hak Rakyak dan Bangsa Indonesia yang harus selaras dengan kata-kata ME & ME [yang menjadi kata Me dalam kurung di atas].

Kembali kepada cerita Para Pengusaha yang saya ilustrasikan di awal bahwa, para pengusaha kecil dan menengah mereka sudah terbiasa dengan datangnya sebuah ombak yang kecil maupun ombak besar, sampai menghadapi badai yang sangat dahsyat sekalipun, karena mereka terbiasa menghadapi lautan [menghadapi pait-ketirnya suatu kehidupan], dari beberapa cerminan dari mulai pengusaha di Daerah Lampung, Palembang, Cianjur [hasil sayur-mayur], Banten, Bogor, Cirebon [+Batik, Panganan Package], Jatiwangi [Usaha Genteng], Pekalongan [Batik, Sarung, Baju Koko, Peci], kalau daerah Sumedang adalah suatu Moment penataan awal untuk Industri sudah harus siap dan matang [ada Rambatan dan pergeseran dimana jenis Usaha/Pabrik karena sempit tanah industri di daerah Bandung] jenis usaha yang sangat umum dan hampir di setiap daerah ada seperti, Peternakan telor, Perkebunan dll.

Saya menyoroti perusahaan dalam kepemilikan lokal atau kedaerahan supaya yang lebih diutamakan, karena mengutamakan pengusaha daerah sendiri sama sajah mengangkat serta melestarikan para kaum usaha juga menumbuh kembangkan Rakyat dan Bangsa sendiri, maka apabila kalau tidak di dukung oleh bangsanya sendiri mau dari mana [percayakanlah sebuah naluri positif untuk Rakyat dan berbangsa], itulah sebuah keutamaannya.

Nilai positif yang akan tercermin atau tergambarkan oleh bentukan pada setiap serta para Pengusaha-pengusaha Nasional, serta sisi positif yang terangkat karena tumbuh kembangnya kekuatan sosial ekonomi yang berdiri di dilingkungan mereka maka secara otomatis akan lebih mendukung atau menyokong daerah setempat itu sendiri, nilai-nilai serta Point-point yang terangkat itu adalah  sebagai berikut :


1. Setiap berdirinya Perusahaan 

    atau Home Idustri di daerah pasti 

    angkat mengangkat, serta 

    menyerap tenaga lokal. 

2. Membuka lapangan kerja baru

    dan menumbuh kembangkan 

    atau menguatkan ekonomi, sosial,

    budaya dilingkungan daerah 

    tersebut.

3. Keuntungan akan diserap dengan

    komonditi lainya yang akan 

    menunjang produksi, misalnya 

    limbah textile akan dipergunakan

    untuk membuat [kesed, kerajinan,

    menjadi nilai seni, masker dll], 

    limbah peternakan ayam 

    contohnya [menghasilkan pupuk 

    kandang untuk tumbuhan sayuran

    dan palawija], dan banyak lagi 

    limbah-limbah yang sangat 

    bermanfaat.

4. Suasana lingkungan atau

    perkampungan yang terdapat 

    home industrinya, kelihatan akan

    sedikit maju dan sangat 

    berkembang, yang menjadi 

    manfaatnya adalah karena daerah

    lingkungan tersebut banyak 

    tempat mangkal usaha-usaha 

    lainya yang menggantungkan 

    kepada dan sisi nilai kuliner 

    lainnya, karena di lingkungan ini 

    banyak menyerap tenaga wanita

    sehingga menjadi dan 

    menumbuhkan menjamurnya 

    usaha lain, diantaranya jajanan 

    pasar, kuliner-kuliner K5 atau 

    usaha rumahan lain yang 

    menjamur disekitar usaha 

    tersebut.


Apabila dan seumpama Anda, Saudara-Ri Nusantara, sekirannya apabila kelak dikasih Rezeki untuk membuka suatu Usaha, Pabrik atau sebuah Perusahaan Besar, yang menjadi patokan secara umum akan menjadi sama rumusnya seperti dimaksud diatas.

Sekiranya dan apabila yang membuka perusahaan itu adalah seorang Pengusaha asal dari Luar, keutamaan yang akan di dapatkan atau diperoleh dan yang akan menjadi pelajaran dari pertimbangan baik-buruknya buat tenaga lokal sekarang, antara lain :


• Tenaga yang akan direkrut untuk

  posisi Piramida kekuasaan adalah 

  akan di dominasi oleh bangsa dan 

  etnis mereka, mungkin dari adm 

  dan tenaga buruh juga bisa aja di 

  datangkan langsung dari Luar

  langsung [ini yang belum tersentuh

  hukum serta UU Ketenaga Kerjaan], 

  bisa sajah mereka datang dengan 

  bisa kunjungsn turis dsb, lama-

  lama dalam waktu dekat sdh 

  membawa eKTP [sebuah contoh 

  kemudahan dalam bentuk uang].


• Pada point diatas semua tenaga 

  rekrutan perusahaan tersebut, lama

  kelamaan dalam tempo singkat 

  mereka sudah resmi menjadi 

  warga negara indonesia.


• Penyerapan secara maksimal 

  semua Luar akan punya dampak  

  Fsihologis bagi para calon tenaga

  lokal, karena tenaga lokal bersaing 

  dengan testing, mereka cukup 

  rekruit langsung oleh mereka 

  sendiri.


Sebagaimana hal tersebut diatas adalah apabila dilihat dari kondisi yang ada bisa disimpulkan sebagai berikut ; 


~ Apabila merekrut tenaga Luar

   lebih banyak, Aparat kita akan 

   kesulitan mengamati Perusahaan 

   tersebut.


~ Tenaga yang direkrut atau dibawa 

    dari Luar atas dasar licensi 

    mereka *perusahaan red", apakah

    membawa dampak keuntungan 

    langsung bagi Indonesia, yang 

    kebanyakan mekai visa turi atau 

    kunjungan, yang penting intinya

    sdh masuk secara aman dahulu

    Untuk legalitas di Indonesia 

    mudah didapat.


~ Datanglah sebanyak-banyaknya

    ke Indonesia kalau hanya datang 

    satu atau dua pemerintah kita

    sangat mudah akan memulangkan

    kembali (punya dana), kalau 

    buanyak Pemerintah Indonesia 

    akan pusing tidak akan bisa atau 

    tidak akan punya biaya buat 

    Deportasinya (TKA Luar *Red).


~ Pasti ada Agen Tenaga Kerja yang

   sengaja memasukan ke Indonesia 

   dengan Insentive yg super Tinggi, 

   dan tahu kelemahan serta aturan 

   yang ada di pemerintah itu menjadi

   celah empuk untuk menumpuk

   kekuatan team dari TKA Luar.


~ tidak terpengaruh pada aturan

    ketenaga kerjaan karena semua

    merupakan orang-orang mereka 

    yang atur serta yg disposisikan.

Contoh beberapa point diatas agar supaya terhindar dan jangan sampai ada, tapi mudah-mudahan dengan system kerta Kependudukan eKTP sudah mulai ketat terhadap perolehan secara mudah menjadi WNI, karena di lain sisi akan merugikan bagi kesediaan kesempatan kerja untuk pekerja-pekerja di dalam Negeri kita sendiri.

Semoga Pemerintah dan Pimpinan Negara Kita agar supaya bisa mengambil keputusan yang tepat dan tegas dalam situasi yang sangat terbatas dengan Pendanaan serta Kemampuan Pemerintah dalam bidang bantuan Covid-19 dan bisa menghususkan oriented ke arah proteksi dan memperjuangkan Rakyat banyak yang harus segera didahulukan, Aamiin ya Robb.

Mudah-mudahanan dengan gelontoran bantuan yang telah diterima oleh Indonesia dari Negara-negara luar seperti Negara Jepang, Negara-negara Islam dll, menjadi tranfaransi bersama, jangan juga dibuatkan aturan yang diatur-atur supaya Dana tersebut diprotek menjadi dana mengambang yang secara aturan jelas dana sudah dikeluarkan memang benar tapi dibuatkan aturan dan proteksi aneh-aneh sehingga dana tersebut sekiranya sulit dan banyak aturannya apabila mau dikeluarkan juga [proteksi aturan siluman efeck], sehingga masyarakat enggan mengambil dana tersebut karena ribet dalam pengurusannya, itu contoh yang lumrah sekarang, sebenarnya sumbangan itu akan sangat mudah dan Gampang apabila niat benar sebagai dan yang harus disumbangkan, di buatlah sedemikian rupa sebuah kerangka yang sangat apik, mendekati kewajaran dan dijadikan berkelumit sambil melalui jalan yang berkelit-kelit dan yang sangat sulit dan menjadi pahit menjepit nyempil dan melilit [Dana Cadangan Ngambang] gambaran itulah menjadi modus personaliti dan jangan sampai terjadi di Negara kita yang tercinta ini Indonesia.

Contoh Perusahaan-perusahaan Nasional saya gambarkan hanya sebahagian contoh kecil dari Pengusaha Batik, Sayur-mayur, Pemanfaatan Limbah Pabrik yang dibuat Produksi Keset, saya tidak akan keliru mengambil contohnya karena sudah jelas merupakan Petani Lokal dan Pengrajin Lokal Bangsa kita sendiri, kalau dan serta apabila mencontohkan Perusahaan yang besar takutnya menjadi keliru, karena sudah banyak dimasa sekarang yang dijual ke Bangsa Ading-Luar baik itu [Merger, kepemilikan Saham dsb], Aamiin.

Walaupun tulisan ini dibuat dengan sangat mudah dan serta sederhana mudah-mudahanan, pancaran insfirasinya masuk dan memberikan contoh yang manfaat untuk masa depan Rakyat dan Bangsa Indonesia.




Jaja Juharja

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.

Salam Silih Asah, Asih & Asuh.


*Photo adalah sebuah ilustrasi cerita yang diambil dari googlefoto [terima kasih google].